PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Tumbukan
Tumbukan merupakan peristiwa bertemunya dua buah benda yang
bergerak. Saat tumbukan selalau berlaku hukum kekekalan momentum tapi tidak
selalu berlaku hukum kekekalan energi kinetik. Mungkin sebagian energi kinetik
diubah menjadi energi panas akibat adanya tumbukan. Dikenal 3 jenis tumbukan.
Tumbukan adalah pertemuan dua benda yang
relatif bergerak. Pada setiap jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum
tetapi tidak selalu berlaku hukum kekekalan energi mekanik. Sebab disini
sebagian energi mungkin diubah menjadi panas akibat tumbukan atau terjadi
perubahan bentuk :
Macam tumbukan yaitu
• Tumbukan elastis sempurna, yaitu tumbukan yang tak mengalami perubahan energi. Koefisien restitusi e = 1
• Tumbukan elastis sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum
kekekalan energi
mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya panas. Koefisien restitusi 0 < e < 1.
mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya panas. Koefisien restitusi 0 < e < 1.
• Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum
kekekalan energi mekanik dan kedua benda setelah tumbukan melekat dan bergerak
bersama-sama. Koefisien restitusi e = 0.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa
menyaksikan benda-benda saling bertumbukan. Banyak kecelakaan yang terjadi di
jalan raya sebagiannya disebabkan karena tabrakan (tumbukan) antara dua
kendaraan, baik antara sepeda motor dengan sepeda motor, mobil dengan mobil
maupun antara sepeda motor dengan mobil. Demikian juga dengan kereta api atau
kendaraan lainnya. Hidup kita tidak terlepas dari adanya tumbukan. Ketika bola
sepak ditendang David Beckham, pada saat itu juga terjadi tumbukan antara bola
sepak dengan kaki Abang Beckham. Tampa tumbukan, permainan billiard tidak akan
pernah ada. Demikian juga dengan permainan kelereng kesukaanmu ketika masih
kecil. Masih banyak contoh lainnya yang dapat anda temui dalam kehidupan
sehari-hari. Ayo dipikirkan… Pada pembahasan mengenai momentum dan impuls, kita
telah meninjau hubungan antara momentum benda dengan peristiwa tumbukan. Hukum
Kekekalan Momentum yang telah diulas sebelumnya juga selalu ditinjau ketika dua
benda saling bertumbukan. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari peristiwa
tumbukan secara lebih mendalam dan mencoba melihat hukum-hukum fisika apa saja
yang berlaku ketika benda-benda saling bertumbukan
.
BAB II
PEMBAHASAN
TUMBUKAN
3.1. PENGERTIAN TUMBUKAN
Tumbukan adalah
pertemuan dua benda yang relatif bergerak. Pada setiap jenis tumbukan berlaku
hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu berlaku hukum kekekalan energi
mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin diubah menjadi panas akibat
tumbukan atau terjadi perubahan bentuk :
Macam tumbukan yaitu :
Macam tumbukan yaitu :
• Tumbukan elastis sempurna, yaitu
tumbukan yang tak mengalami perubahan energi. Koefisien restitusi e = 1
• Tumbukan elastis sebagian, yaitu
tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan energi
mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya panas. Koefisien restitusi 0 < e < 1.
mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya panas. Koefisien restitusi 0 < e < 1.
• Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan
yang tidak berlaku hukum kekekalan energi mekanik dan kedua benda setelah
tumbukan melekat dan bergerak bersama-sama. Koefisien restitusi e = 0.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menyaksikan benda-benda saling bertumbukan. Banyak kecelakaan yang terjadi di jalan raya sebagiannya disebabkan karena tabrakan (tumbukan) antara dua kendaraan, baik antara sepeda motor dengan sepeda motor, mobil dengan mobil maupun antara sepeda motor dengan mobil. Demikian juga dengan kereta api atau kendaraan lainnya. Hidup kita tidak terlepas dari adanya tumbukan. Ketika bola sepak ditendang David Beckham, pada saat itu juga terjadi tumbukan antara bola sepak dengan kaki Abang Beckham. Tampa tumbukan, permainan billiard tidak akan pernah ada. Demikian juga dengan permainan kelereng kesukaanmu ketika masih kecil. Masih banyak contoh lainnya yang dapat anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Ayo dipikirkan… Pada pembahasan mengenai momentum dan impuls, kita telah meninjau hubungan antara momentum benda dengan peristiwa tumbukan. Hukum Kekekalan Momentum yang telah diulas sebelumnya juga selalu ditinjau ketika dua benda saling bertumbukan. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari peristiwa tumbukan secara lebih mendalam dan mencoba melihat hukum-hukum fisika apa saja yang berlaku ketika benda-benda saling bertumbukan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menyaksikan benda-benda saling bertumbukan. Banyak kecelakaan yang terjadi di jalan raya sebagiannya disebabkan karena tabrakan (tumbukan) antara dua kendaraan, baik antara sepeda motor dengan sepeda motor, mobil dengan mobil maupun antara sepeda motor dengan mobil. Demikian juga dengan kereta api atau kendaraan lainnya. Hidup kita tidak terlepas dari adanya tumbukan. Ketika bola sepak ditendang David Beckham, pada saat itu juga terjadi tumbukan antara bola sepak dengan kaki Abang Beckham. Tampa tumbukan, permainan billiard tidak akan pernah ada. Demikian juga dengan permainan kelereng kesukaanmu ketika masih kecil. Masih banyak contoh lainnya yang dapat anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Ayo dipikirkan… Pada pembahasan mengenai momentum dan impuls, kita telah meninjau hubungan antara momentum benda dengan peristiwa tumbukan. Hukum Kekekalan Momentum yang telah diulas sebelumnya juga selalu ditinjau ketika dua benda saling bertumbukan. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari peristiwa tumbukan secara lebih mendalam dan mencoba melihat hukum-hukum fisika apa saja yang berlaku ketika benda-benda saling bertumbukan.
3.2. TUMBUKAN LENTING SEMPURNA
Tumbukan lenting
sempurna tu maksudnya bagaimanakah ? Dua benda dikatakan melakukanTumbukan
lenting sempurna jika Momentum dan Energi Kinetik kedua benda sebelumtumbukan =
momentum dan energi kinetik setelah tumbukan. Dengan kata lain, pada
tumbukanlenting sempurna berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan
Energi Kinetik.Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik
berlaku pada peristiwatumbukan lenting sempurna karena total massa dan
kecepatan kedua benda sama, baik sebelummaupun setelah tumbukan. Hukum
Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada Tumbukan lentingsempurna karena selama
tumbukan tidak ada energi yang hilang.
Benda-benda yang mengalami Tumbukan Lenting Sempurna tidak menghasilkan bunyi,panas atau bentuk energi lain ketika terjadi tumbukan. Tidak ada Energi Kinetik yang hilang selama proses tumbukan. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa pada peritiwa Tumbukan Lenting Sempurna berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Benda-benda yang mengalami Tumbukan Lenting Sempurna tidak menghasilkan bunyi,panas atau bentuk energi lain ketika terjadi tumbukan. Tidak ada Energi Kinetik yang hilang selama proses tumbukan. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa pada peritiwa Tumbukan Lenting Sempurna berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Hukum
kekekalan momentum ditinjau dari energi kinetik:
Dua benda, benda 1 dan
benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1 bergerak dengan kecepatanv1 dan benda
2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua benda itu bertumbukan dan terpantul
dalamarah yang berlawanan. Perhatikan bahwa kecepatan merupakan besaran vektor
sehinggadipengaruhi juga oleh arah. Sesuai dengan kesepakatan, arah ke kanan
bertanda positif dan arahke kiri bertanda negatif. Karena memiliki massa dan
kecepatan, maka kedua benda memiliki momentum (p = mv) dan energi kinetik
(EK = ½ mv2). Total Momentum dan Energi Kinetikkedua benda sama, baik
sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan.Secara matematis, Hukum Kekekalan
Momentum dirumuskan sebagai berikut :
Persamaan
1
m v + m v = m v' +m v'
Keterangan :
m1 = massa benda 1,
m2 = massa benda 2
v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan
v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan
v’1 = kecepatan benda Setelah tumbukan,
v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika
dinyatakan dalam momentum,
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan,
m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan,
m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan
Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Secara
matematis dirumuskan sebagai berikut
1/2m₁v₁²-1/2m₂v₂²= 1/2m₁v'₁²- 1/2m₂v'₂²
Keterangan :
12m₁v₁² = EK benda 1 sebelum tumbukan
12m₂v₂²= EK benda
2 sebelum tumbukan
12m₁v'₁²= EK benda
1 setelah tumbukan
12m₂v'₂²= EK benda
2 setelah tumbukan
Kita telah menurunkan 2 persamaan untuk Tumbukan Lenting Sempurna, yakni persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Ada suatu halyang menarik, bahwa apabila hanya diketahui massa dan kecepatan awal, maka kecepatansetelah tumbukan bisa kita tentukan menggunakan suatu persamaan lain. Persamaan ini diturunkan dari dua persamaan di atas.
Persamaan a
m₁
v₁+m₂v₂=m₁v'₁+m₂v'₂
m₁ v₁-m₂v₂=m₁v'₁-m₂v'₂
m₁v₁-v'₁=m₂(v'₂-v₂)
m₁ v₁-m₂v₂=m₁v'₁-m₂v'₂
m₁v₁-v'₁=m₂(v'₂-v₂)
Kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik :
1/2m₁v₁²-1/2m₂v₂²= 1/2m₁v'₁²- 1/2m₂v₂²
Ini merupakan salah satu persamaan penting dalam Tumbukan Lenting sempurna, selain persamaan Kekekalan Momentum dan persamaan Kekekalan Energi Kinetik. Persamaan 3 menyatakan bahwa pada Tumbukan Lenting Sempurna, laju kedua benda sebelum dan setelah tumbukan sama besar tetapi berlawanan arah, berapapun massa benda tersebut.
2. Tumbukan lenting
Sebagian
Dua buah benda dikatakan mengalami tumbukan lenting
sebagaian bila ada kehilangan energi kinetik setelah tumbukan. Secara matematis
kecepatan masing-masing benda sebelum dan sesudah tumbukan dapat diliha pada
rumus berikut
eV1 + V1 = eV2 + V2
e pada persamaan di atas adalah koefiseien retitusi yang
nilainya bergerak antara 0 sampai 1. Contoh tumbukan lenting sebagian yang
pernah sobat hitung jumpai adalah bola bekel yang jatuh dan memantul
berulang-ulang hingga akhirnya berhenti. Karena ada nilai e maka tinggi
pantulann jadi lebih rendah dari pada tinggi mula-mul. Secara matemtis tinggi
pantulna ke-n tumbukan adalah
hn =
ho.e2n
contoh soal
Sebuah bola bekel jatuh dari ketinggian 4 meter, lalau dia
mengalami pemantulan berulang. Jika koefisien restitusi adalah 0,7, maka berapa
tinggi bola bekel setelah pemantulan ke-5?
Jawab
h5 = 4.0,710 = 0,113 m = 11,3 cm
h5 = 4.0,710 = 0,113 m = 11,3 cm
3. Tumbukan tidak
lenting sama sekali
Dua buah benda dikatakan
mengalami tumbukan tidak lenting sama sekali jika setelah tumbukan kedua benda
tersebut menjadi satu dan setelah tumbukan kedua benda tersebut memiliki
kecepatan yang sama. Momentum sebelum dan sesudah tumbukan juga bernilai sama.
Secara matematis dirumuskan
m1V1 + m2V2 =(m1+m2)V’
Contoh peristiwa tumbukan
ini sering dijumpai dalam ayunan balistik.
Peristiwa Ayunan Balistik
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tumbukan
Tumbukan merupakan peristiwa bertemunya dua buah benda yang
bergerak. Saat tumbukan selalau berlaku hukum kekekalan momentum tapi tidak
selalu berlaku hukum kekekalan energi kinetik. Mungkin sebagian energi kinetik
diubah menjadi energi panas akibat adanya tumbukan. Dikenal 3 jenis tumbukan.
Tumbukan adalah pertemuan dua benda yang
relatif bergerak. Pada setiap jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum
tetapi tidak selalu berlaku hukum kekekalan energi mekanik. Sebab disini
sebagian energi mungkin diubah menjadi panas akibat tumbukan atau terjadi
perubahan bentuk :
Macam tumbukan yaitu
• Tumbukan elastis sempurna, yaitu tumbukan yang tak mengalami perubahan energi. Koefisien restitusi e = 1
• Tumbukan elastis sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum
kekekalan energi
mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya panas. Koefisien restitusi 0 < e < 1.
mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya panas. Koefisien restitusi 0 < e < 1.
• Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum
kekekalan energi mekanik dan kedua benda setelah tumbukan melekat dan bergerak
bersama-sama. Koefisien restitusi e = 0.
B. SARAN
Mengarahkan MAHASISWA untuk dapat lebih memahami mata kuliah FISIKA dengan sub BAB TUMBUKAN.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C.2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga.
Halliday dan Resnick. 1991, Fisika Jilid I (Terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga.
Tipler, P.A.1998, Fisika untuk Sains dan Teknik–Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga.
Sebuah perluru dengan
massa m ditembakkan dengan kecepatan v sehingga menumbuk sebuah balok yang
terikat oleh tali. Jika setelah tumbukan keduanya menyaut dan mencapati tinggi
maksimum H (titik puncah saat balok dan peluru berhenti). Maka kita dapatkan
persamaan
mv
= (m+M) √2gh
Contoh soal
Sebuah peluru bermassa 20
gram, ditembakkan mengenai sebuah balok pada ayunan balistik yang massanya 1
kg. Jika peluru tertancap pada balok hingga mereka mencapai tinggi maksimal 25
cm. Berapa kecepatan peluru mula-mula peluru tersebut?
mv = (m+M) √2gh
0,02.v = (0,02+1) √2.10.0,25
0,02.v = 1,02 √5
v = (1,02+√5)/0,02
v = 162,8 m/s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar