perkembangan peserta didik karaktearistik perkembangan molaritas dan keagamaan

perkembangan peserta didik karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan

Sabtu, 28 November 2015

perkembangan psikologis


 
  

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Dalam proses belajar setiap siswa harus mempunyai suatu tujuan yang harus dicapai didalamnya, baik tujuan pendek maupun tujuan jangka penjang yang dapat membuat diri mereka mempunyai suatu perubahan yang terjadi setelah mereka mengikuti sebuah proses pendidikan yang diberikan oleh guru mereka. Seorang guru selayaknya memberkan sebuah dorongan yang harus dapat memberikan motivasi terhadap diri mereka untuk meningkatkan prestasi didalam belajar mereka.
Dorongan yang seharusnya diberikan oleh seorang guru tidak akan dapat merubah sikap/perilaku individu untuk dapat meningkatkan cara belajar mereka bilamana tidak adanya peran individu didalamnya, karena semuanya akan mempunyai suatu hubungan yang dapat memberikan satu nilai temabah dalam meningkatkan prestasi belajar.
Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa seorang guru mempunyai andil didalamnya yang mana memberikan suatu arahan untuk dapat bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagaimana untuk dapat meningkatkan prestasi belajar?Salah satu bentuk untuk meningkatkan prestasi belajar yaitu dengan memberikan motivasi belajar kepada siswa. Dengan adanya motivasi belajar yang dibrikan kepada siswa harapannya dapat untuk meningkatkan prestasi mereka di sekolah.
 Motvasi belajar ini diberikan berupa informasi yang dapat memberikan suatu nilai positif dalam meningkatkan prestasi belajar mereka.Bagi mereka yang mempunyai suatu motivasi prestasi dalam belajar akan membangun suatu aktivitas yang positf. Disini akan diberikan suatu informasi mengenai bagaimana meningkatkan motivasi dalam belajar yang akan lebih jelas dijabarkan dihalaman-halaman depan.
 

Perkembangan psikologis

1.    Psikologi Perkembangan
Psikologi merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupanmanusia. Memang, semua disiplin ilmu ada manfaatnya, tetapi tidak ada suatu disiplin ilmu seperti psikologi yang mampu menyentuh hampir seluruh dimensi kehidupan manusia. Betapa tidak, teori-teori dan riset psikologi telah digunakan dan diaplikasikan secara luas dalam berbagai lapangan kehidupan, seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan proses pembelajaran, industry, perdagangan, sosial-kemasyarakatan, politik, kesehatan, dan bahkan agama.
Secara umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi teoritis dan psikologi terapan. Psikologi teoritis dapat pula dibedakan atas dua bagian, yaitu psikologi umum dan psikologi khusus. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk ke dalam psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
Dari pengertian psikologi di atas, maka dapat dipahami bahwa psikologi perkembangan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu manusia dalam perkembangannya beserta latar belakang yang mempengaruhinya. Sedangkan psikologi perkembangan peserta didik adalah bidang kajian psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah.
2.     Peserta Didik
Dalam proses pendidikan, peserta didik berarti salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan umpuan perhatian dalam semua proses transformasi yang dikenal dengan sebutan pendidikan. Sebagai komponen penting dalam sistem pendidikan, peserta didik sering disebut sebagai bahan mentah.
Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing – masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan kembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.
3.  Tujuan dan Manfaat Psikologi Perkembangan
3.1.  Tujuan Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan peserta didik bertujuan :
J  Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat usia dan yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan dalam lingkungan social-budaya mana saja.
1.Mempelajari karakteristik umum perkembangan peserta didik, baik secara fisik, kognitif, maupun psikososial.
2.Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu.
3. Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
Khusus bagi guru, berguna untuk:
4.Dapat memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan tertentu.
5.Dapat memilih metode pengajaran dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan pemahaman murid – murid.
3.2.  Manfaat Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan peserta didik adalah sebuah disiplin ilmu yang secara khusus mempelajari tentang perkembangan tingkah peserta didik dalam interaksinya dengan lingkungan. Manfaat mempelajari perkembangan peserta didik diantaranya:
·  Pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita dalam memberikan respons yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang anak.
·  Pengetahuan tentang perkembangan peserta didik dapat membantu guru mengenali kapan perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai.
·  Dengan mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan para guru untuk sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.
·  Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan para guru memberikan bimbingan belajar yang tepat kepada anak.
·  Studi perkembangan dapat membantu kita memahami diri sendiri.
4.             Hakikat Perkembangan
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep dasar perkembangan, perlu dipahami beberapa konsep lain yang terkandung didalamnya, di antaranya: pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
4.1.  Perkembangan
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan cirri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Perubahan – perubahan diri individu itu terus berlangsung tanpa henti meskipun kemudian laju perkembangannya semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai titik puncaknya. Ini berarti bahwa dalam konsep perkembangan juga tercakup makna pembusukan (decay) seperti kematian.
4.2.  Pertumbuhan
Istilah “pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju pada keruntuhannya. Sedangkan istilah “perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat. Perkembangan rohani tidak terhambat walaupun keadaan jasmani sudah sampai pada puncak pertumbuhannya.
4.3.  Kematangan
Kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu.  Meskipun demikian, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.
4.4.  Perubahan
Perkembangan mengandung perubahan-perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna perkembangan. Perubahan-perubahan itu tidak pula mempengaruhi proses perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup.
5.     Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Dalam diri Individu
Semenjak dalam kandungan, janin tumbuh menjadi besar dengan sendirinya, dengan kodrat yang dikandungnya sendiri. Di bawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan, yaitu:
·       Bakat atau Pembawaan
·       Sifat – sifat Keturunan
·       Dorongan dan Instink
Luar diri Individu
Faktor – faktor luar yang mempengaruhi perkembangan, diantaranya:
·       Makanan
·       Iklim
·       Kebudayaan
·       Ekonomi
·       Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga
Umum               
Faktor umum adalah unsur – unsur yang dapat digolongkan ke dalam kedua faktor diatas. Bisa dikaakan bahwa faktor umu ini merupakan faktor campuran, diantaranya:
·       Intelegensi
·       Jenis kelamin
·       Kelenjar Gondok
·       Kesehatan
·       Ras
6.  Fase – fase Perkembangan
·        Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-ciri Biologis
Aristoteles membagi fase perkembangan manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun ke dalam tiga masa, di mana setiap fase meliputi masa tujuh tahun, yaitu:
(1)     Fase anak kecil atau masa bermain (0-7) tahun, yang diakhiri dengan tanggal (pergantian) gigi.
(2)     Fase anak sekolah atau masa belajar (7-14) tahun, yang di mulai dari tumbuhnya gigi baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin.
(3)     Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (14-21) tahun, yang dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan memasuki dewasa.
·        Fase Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktif
Dasar yang digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu. Pembagian fase perkembangan tersebut adalah:
(1)     0-6 tahun = sekolah ibu, merupakan masa mengembangkan alat-alat indra dan memperoleh pengetahuan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan rumah tangga.
(2)     6-12 tahun = sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini, mulai diajarkan bahasa ibu ( vernacula ).
(3)     12-18 tahun = sekolah bahasa Latin, merupakan masa mengembangkan daya pikirnya di bawah pendidikan sekolah menengah (gymnasium). Pada masa ini mulaidi ajarkan bahasa Latin sebagai bahasa asing.
(4)     18-24 tahun = sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlagsung di bawah perguruan tinggi.


·        Fase Perkembangan Menurut Konsep Islam
Memperhatikan ayat – ayat Al-Quran dan hadis – hadis Rasulullah Saw. yang menjadi dasar utama pemikiran Islam, perisodisasi perkembangan individu secara garis besar dapat dibedakan atas tiga fase, yaitu:
(1)   Periode pra-konsepsi, yaitu perkembangan manusia sebelum masa pembuahan sperma dan ovum. Meskipun pada periode ini wujud manusia belum berbentuk. Tetapi perlu dikemukakan bahwa hal ini berkaitan dengan bibit manusia.
(2)   Periode pra-natal, yaitu perkembangan manusia yang dimulai dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran, yakni fase nuthfah (zigot), fase alaqah (embrio), fase mudghah (janin), dan peniupan ruh ke dalam jasad janin dalam kandungan setelah genap 4 bulan.
(3)   Periode kelahiran sampai meninggla dunia, yang terdiri dari beberapafase, yaitu:
·  Neo-natus, mulai dai kelahiran sampai kira – kira minggu keempat.
·  Al-thifl, mulai dari usia 1 bulan sampai sekitar usia 7 tahun.
·  Tamyiz,  anak mulai mampu membedakan yang baik dan yang buruk, benar dan salah. Dimulai dari usia 7 – 13 tahun.
·  Baligh, usia anak sudah mencapai usia muda yang ditandai dengan mimpi bagi anak laki – laki dan haid bagi anak perempuan.
·  Kearifan dan kebijakan, fase dimana seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional, moral, spirital, dan agama secara mendalam.
·  Kematian,  dimana nyawa telah hilang dari jasad manusia, terpisahnya ruh dan jasad manusia.
7.  Karakteristik Perkembangan Peserta Didik
  Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
Usia rata – rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12. Anak – anak usia ini memilki karakteristik yang berbeda dengan anak – anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Serta adanya pembinaan hidup sehat, belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa:
·       Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
·       Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan  kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
·       Menegmbangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep.
·       Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai – nilai, sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
arakteristik Anak Usia Sekolah Menenngah (SMP)
Anak usia sekolah menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan  pubertas (10-14). Karakteristik yang menonjol pada usia SMP yakni terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan, mulai timbulnya ciri – ciri seks sekunder, adanya keinginan untuk menyendiri dengankeinginan bergaul, ada juga keinginan bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua, mulai mempertanyakan mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keailan Tuhan, adanya reaksi dan ekspresi emosi masih labil, dan kecenderungan minat serta pilihan karer relatif sudah jelas.
Adanya karakteristik ini, maka guru diharapkan untuk:
·       Menerapkan model pembelajaran yang meimisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas topik – topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi.
·       Memberiakn kesempatan kepada siswa untuk menyalutkan hobi dan minatnya melalui kegiatan – kegiatan positif.
·       Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil.
·       Meningkatkan kerjasama dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa.
·       Tampil menjadi teladan yang baik bagi siswa.
·       Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.
  Karakteristik Anak Usia Remaja (SMP/SMA)
Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masaperalihan antara masa kehidupan anak – anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja biasa ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, diantaranya mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya, dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya, memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya, mengembangkan sikap keterampilan intelektual dan konsep – konsep yang diperlukan sebgaia warga negara, memperoleh seoerangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku, mengembangkan wawasan keagamaan, dan mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.
Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut menuntut adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, diantaranya:
·       Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika.
·       Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya.   
·       Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan sesuai dengan minat dan bakatnya.
·       Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan dan memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
·       Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk kritis, reflektif, dan positif.
·       Membantu siswa mengembangkan eots kerja yang tinggi dan sikap wiraswata.
·       Memupuk semangat keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih toleran.
·       Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan dan problem yang dihadapinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar