PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
proses belajar setiap siswa harus mempunyai suatu tujuan yang harus dicapai
didalamnya, baik tujuan pendek maupun tujuan jangka penjang yang dapat membuat
diri mereka mempunyai suatu perubahan yang terjadi
setelah mereka mengikuti sebuah proses pendidikan yang diberikan oleh guru
mereka. Seorang guru selayaknya memberkan sebuah dorongan yang harus dapat
memberikan motivasi terhadap diri mereka untuk meningkatkan prestasi didalam
belajar mereka.
Dorongan yang seharusnya diberikan
oleh seorang guru tidak akan dapat merubah sikap/perilaku individu untuk dapat
meningkatkan cara belajar mereka bilamana tidak adanya peran individu
didalamnya, karena semuanya akan mempunyai suatu hubungan yang dapat memberikan
satu nilai temabah dalam meningkatkan prestasi belajar.
Dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa seorang guru mempunyai andil didalamnya yang mana memberikan suatu arahan
untuk dapat bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagaimana untuk
dapat meningkatkan prestasi belajar?Salah satu bentuk untuk meningkatkan
prestasi belajar yaitu dengan memberikan motivasi belajar kepada siswa. Dengan
adanya motivasi belajar yang dibrikan kepada siswa harapannya dapat untuk meningkatkan
prestasi mereka di sekolah.
Motvasi belajar ini diberikan berupa informasi
yang dapat memberikan suatu nilai positif dalam meningkatkan prestasi belajar
mereka.Bagi mereka yang mempunyai suatu motivasi prestasi dalam belajar akan
membangun suatu aktivitas yang positf. Disini akan diberikan suatu informasi
mengenai bagaimana meningkatkan motivasi dalam belajar yang akan lebih jelas
dijabarkan dihalaman-halaman depan.
Perkembangan psikologis
Psikologi
merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya bagi
kehidupanmanusia. Memang, semua disiplin ilmu ada manfaatnya, tetapi tidak ada
suatu disiplin ilmu seperti psikologi yang mampu menyentuh hampir seluruh
dimensi kehidupan manusia. Betapa tidak, teori-teori dan riset psikologi telah
digunakan dan diaplikasikan secara luas dalam berbagai lapangan kehidupan,
seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan proses pembelajaran, industry,
perdagangan, sosial-kemasyarakatan, politik, kesehatan, dan bahkan agama.
Secara
umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi teoritis
dan psikologi terapan. Psikologi teoritis dapat pula dibedakan atas dua bagian,
yaitu psikologi umum dan psikologi khusus. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu
ini termasuk ke dalam psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari
kekhususan dari pada tingkah laku individu.
Dari
pengertian psikologi di atas, maka dapat dipahami bahwa psikologi perkembangan
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu manusia
dalam perkembangannya beserta latar belakang yang mempengaruhinya. Sedangkan
psikologi perkembangan peserta didik adalah bidang kajian psikologi
perkembangan yang secara khusus mempelajari aspek-aspek perkembangan individu
yang berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah.
Dalam
proses pendidikan, peserta didik berarti salah satu komponen manusiawi yang
menempati posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan umpuan
perhatian dalam semua proses transformasi yang dikenal dengan sebutan
pendidikan. Sebagai komponen penting dalam sistem pendidikan, peserta didik
sering disebut sebagai bahan mentah.
Dalam
perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya
masing – masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan kembang, peserta didik
memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal
kemampuan fitrahnya.
Psikologi
perkembangan peserta didik bertujuan :
J
Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta
kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat usia dan yang mempunyai
ciri-ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan
dalam lingkungan social-budaya mana saja.
1.Mempelajari karakteristik umum
perkembangan peserta didik, baik secara fisik, kognitif, maupun psikososial.
2.Mempelajari perbedaan-perbedaan
yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu.
3. Mempelajari tingkah laku anak
pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
Khusus bagi guru, berguna untuk:
4.Dapat memilih dan memberikan
materi pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik pada
tiap tingkat perkembangan tertentu.
5.Dapat memilih metode pengajaran
dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan pemahaman murid
– murid.
Psikologi perkembangan
peserta didik adalah sebuah disiplin ilmu yang secara khusus mempelajari
tentang perkembangan tingkah peserta didik dalam interaksinya dengan
lingkungan. Manfaat mempelajari perkembangan peserta didik diantaranya:
· Pengetahuan tentang perkembangan
dapat membantu kita dalam memberikan respons yang tepat terhadap perilaku
tertentu seorang anak.
· Pengetahuan tentang perkembangan
peserta didik dapat membantu guru mengenali kapan perkembangan normal yang
sesungguhnya dimulai.
· Dengan mengetahui pola normal
perkembangan, memungkinkan para guru untuk sebelumnya mempersiapkan anak
menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.
· Pengetahuan tentang perkembangan
memungkinkan para guru memberikan bimbingan belajar yang tepat kepada anak.
· Studi perkembangan dapat membantu
kita memahami diri sendiri.
Istilah
“perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup
kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat
memahami konsep dasar perkembangan, perlu dipahami beberapa konsep lain yang
terkandung didalamnya, di antaranya: pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
Perkembangan
menghasilkan bentuk-bentuk dan cirri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari
tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu
bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke
bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan
dan berakhir dengan kematian.
Perubahan
– perubahan diri individu itu terus berlangsung tanpa henti meskipun kemudian
laju perkembangannya semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai titik
puncaknya. Ini berarti bahwa dalam konsep perkembangan juga tercakup makna
pembusukan (decay) seperti kematian.
Istilah
“pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan
tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju
pada keruntuhannya. Sedangkan istilah “perkembangan” lebih menunjuk pada
kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat.
Perkembangan rohani tidak terhambat walaupun keadaan jasmani sudah sampai pada
puncak pertumbuhannya.
Kematangan
itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul
dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah
laku individu. Meskipun demikian, kematangan tidak dapat dikategorikan
sebagai faktor keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu
sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa
tertentu.
Perkembangan
mengandung perubahan-perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna
perkembangan. Perubahan-perubahan itu tidak pula mempengaruhi proses
perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan-perubahan dalam
perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan
lingkungan dimana ia hidup.
5.
Faktor
– faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Dalam
diri Individu
Semenjak
dalam kandungan, janin tumbuh menjadi besar dengan sendirinya, dengan kodrat
yang dikandungnya sendiri. Di bawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi
perkembangan, yaitu:
·
Bakat
atau Pembawaan
·
Sifat
– sifat Keturunan
·
Dorongan
dan Instink
Luar
diri Individu
Faktor –
faktor luar yang mempengaruhi perkembangan, diantaranya:
·
Makanan
·
Iklim
·
Kebudayaan
·
Ekonomi
·
Kedudukan
anak dalam lingkungan keluarga
Umum
Faktor
umum adalah unsur – unsur yang dapat digolongkan ke dalam kedua faktor diatas.
Bisa dikaakan bahwa faktor umu ini merupakan faktor campuran, diantaranya:
·
Intelegensi
·
Jenis
kelamin
·
Kelenjar
Gondok
·
Kesehatan
·
Ras
·
Periodesasi
Perkembangan Berdasarkan Ciri-ciri Biologis
Aristoteles membagi fase perkembangan manusia
sejak lahir sampai usia 21 tahun ke dalam tiga masa, di mana setiap fase
meliputi masa tujuh tahun, yaitu:
(1) Fase
anak kecil atau masa bermain (0-7) tahun, yang diakhiri dengan tanggal
(pergantian) gigi.
(2) Fase
anak sekolah atau masa belajar (7-14) tahun, yang di mulai dari tumbuhnya gigi
baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin.
(3) Fase
remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (14-21) tahun,
yang dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan
memasuki dewasa.
·
Fase
Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktif
Dasar yang
digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase perkembangan adalah materi dan
cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu. Pembagian fase
perkembangan tersebut adalah:
(1) 0-6
tahun = sekolah ibu, merupakan masa mengembangkan alat-alat indra dan
memperoleh pengetahuan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan rumah tangga.
(2) 6-12
tahun = sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya ingatnya di
bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini, mulai diajarkan bahasa ibu (
vernacula ).
(3) 12-18
tahun = sekolah bahasa Latin, merupakan masa mengembangkan daya pikirnya di
bawah pendidikan sekolah menengah (gymnasium). Pada masa ini mulaidi ajarkan
bahasa Latin sebagai bahasa asing.
(4) 18-24
tahun = sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa mengembangkan
kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlagsung di bawah perguruan
tinggi.
·
Fase
Perkembangan Menurut Konsep Islam
Memperhatikan
ayat – ayat Al-Quran dan hadis – hadis Rasulullah Saw. yang menjadi dasar utama
pemikiran Islam, perisodisasi perkembangan individu secara garis besar dapat
dibedakan atas tiga fase, yaitu:
(1) Periode pra-konsepsi, yaitu perkembangan manusia sebelum
masa pembuahan sperma dan ovum. Meskipun pada periode ini wujud manusia belum
berbentuk. Tetapi perlu dikemukakan bahwa hal ini berkaitan dengan bibit
manusia.
(2) Periode pra-natal, yaitu perkembangan manusia yang
dimulai dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran, yakni fase nuthfah
(zigot), fase alaqah (embrio), fase mudghah (janin), dan
peniupan ruh ke dalam jasad janin dalam kandungan setelah genap 4 bulan.
(3) Periode kelahiran sampai meninggla dunia, yang
terdiri dari beberapafase, yaitu:
· Neo-natus, mulai dai kelahiran sampai kira –
kira minggu keempat.
· Al-thifl, mulai dari usia 1 bulan sampai
sekitar usia 7 tahun.
· Tamyiz, anak mulai mampu membedakan
yang baik dan yang buruk, benar dan salah. Dimulai dari usia 7 – 13 tahun.
· Baligh, usia anak sudah mencapai usia muda
yang ditandai dengan mimpi bagi anak laki – laki dan haid bagi anak perempuan.
· Kearifan dan kebijakan, fase dimana seseorang telah
memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional, moral, spirital, dan agama
secara mendalam.
· Kematian, dimana nyawa telah hilang dari
jasad manusia, terpisahnya ruh dan jasad manusia.
Karakteristik
Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
Usia rata
– rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada
usia 12. Anak – anak usia ini memilki karakteristik yang berbeda dengan anak –
anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja
dalam kelompok, dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Serta adanya
pembinaan hidup sehat, belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis
kelamin, belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi
dalam masyarakat.
Dalam upaya
mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guru dituntut untuk memberikan
bantuan berupa:
·
Menciptakan
lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
·
Melaksanakan
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul
dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
·
Menegmbangkan
kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung
dalam membangun konsep.
·
Melaksanakan
pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai – nilai, sehingga siswa mampu
menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
arakteristik
Anak Usia Sekolah Menenngah (SMP)
Anak usia
sekolah menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14).
Karakteristik yang menonjol pada usia SMP yakni terjadinya ketidakseimbangan
proporsi tinggi dan berat badan, mulai timbulnya ciri – ciri seks sekunder,
adanya keinginan untuk menyendiri dengankeinginan bergaul, ada juga keinginan
bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua, mulai
mempertanyakan mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keailan Tuhan,
adanya reaksi dan ekspresi emosi masih labil, dan kecenderungan minat serta
pilihan karer relatif sudah jelas.
Adanya
karakteristik ini, maka guru diharapkan untuk:
·
Menerapkan
model pembelajaran yang meimisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas topik
– topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi.
·
Memberiakn
kesempatan kepada siswa untuk menyalutkan hobi dan minatnya melalui kegiatan –
kegiatan positif.
·
Menerapkan
pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok
kecil.
·
Meningkatkan
kerjasama dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa.
·
Tampil
menjadi teladan yang baik bagi siswa.
·
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.
Karakteristik
Anak Usia Remaja (SMP/SMA)
Masa
remaja (12-21 tahun) merupakan masaperalihan antara masa kehidupan anak – anak
dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa
pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja biasa ditandai dengan
sejumlah karakteristik penting, diantaranya mencapai hubungan yang matang
dengan teman sebaya, dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau
wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, mencapai kemandirian
emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya, memilih dan mempersiapkan
karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya, mengembangkan sikap
keterampilan intelektual dan konsep – konsep yang diperlukan sebgaia warga negara,
memperoleh seoerangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah
laku, mengembangkan wawasan keagamaan, dan mengembangkan sikap positif terhadap
pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.
Berbagai
karakteristik perkembangan masa remaja tersebut menuntut adanya pelayanan
pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru,
diantaranya:
·
Memberikan
pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan
seksual, dan penyalahgunaan narkotika.
·
Membantu
siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi
dirinya.
·
Menyediakan
fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan sesuai dengan
minat dan bakatnya.
·
Memberikan
pelatihan untuk mengembangkan keterampilan dan memecahkan masalah dan mengambil
keputusan.
·
Menerapkan
model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk kritis, reflektif, dan
positif.
·
Membantu
siswa mengembangkan eots kerja yang tinggi dan sikap wiraswata.
·
Memupuk
semangat keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih
toleran.
·
Menjalin
hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan
dan problem yang dihadapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar