perkembangan peserta didik karaktearistik perkembangan molaritas dan keagamaan

perkembangan peserta didik karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan

Jumat, 27 November 2015

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK



KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabatnya, serta keluarga dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK yang Penyusun sajikan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang  datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.



Medan,  desember 2014

Penyusun  





PENDAHULUAN
   A,    Latar Belakang
            Dalam proses belajar setiap siswa harus mempunyai suatu tujuan yang harus dicapai didalamnya, baik tujuan pendek maupun tujuan jangka penjang yang dapat membuat diri mereka mempunyai suatu perubahan yang terjadi setelah mereka mengikuti sebuah proses pendidikan yang diberikan oleh guru mereka. Seorang guru selayaknya memberkan sebuah dorongan yang harus dapat memberikan motivasi terhadap diri mereka untuk meningkatkan prestasi didalam belajar mereka.
Dorongan yang seharusnya diberikan oleh seorang guru tidak akan dapat merubah sikap/perilaku individu untuk dapat meningkatkan cara belajar mereka bilamana tidak adanya peran individu didalamnya, karena semuanya akan mempunyai suatu hubungan yang dapat memberikan satu nilai temabah dalam meningkatkan prestasi belajar.
Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa seorang guru mempunyai andil didalamnya yang mana memberikan suatu arahan untuk dapat bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagaimana untuk dapat meningkatkan prestasi belajar?Salah satu bentuk untuk meningkatkan prestasi belajar yaitu dengan memberikan motivasi belajar kepada siswa. Dengan adanya motivasi belajar yang dibrikan kepada siswa harapannya dapat untuk meningkatkan prestasi mereka di sekolah.
 Motvasi belajar ini diberikan berupa informasi yang dapat memberikan suatu nilai positif dalam meningkatkan prestasi belajar mereka.Bagi mereka yang mempunyai suatu motivasi prestasi dalam belajar akan membangun suatu aktivitas yang positf. Disini akan diberikan suatu informasi mengenai bagaimana meningkatkan motivasi dalam belajar yang akan lebih jelas dijabarkan dihalaman-halaman depan. 
   B.     Rumusan Masalah
1.      Jelaskan pengeartian motivasi?
2.      Apa pungsi motivas?
3.      Jelaskan strategi membangun motivasi?
4.      Sebutkan macam-macam motivasi belajar?
  C.     TUJUAN
1.        Untuk mengetahui apa yang dimaksud motivasi belajar
2.        Untuk mengetahui apa yang dimaksud fungsi motivasi
3.      Untuk mengetahui macam-macam motivasI
4.      Untuk mengetahui strategi membangun motivasi belajar

Pertumbuhan jasmani
A. Pengertian pertumbuhan jasmani
Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi besar. Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur berat, panjang, dan lingkaran seperti lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan dan lain-lain. Dalam pertumbuhannya, setiap bagian tubuh mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Misalnya, pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa anak-anak tetapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung pada akhir masa anak-anak dan berhenti pada masa pubertas. Perbedaan kecepatan masing-masing bagian tubuh mengakibatkan adanya perbedaan keseluruhan proporsi tubuh dan juga menimbukan perbedaan dalam fungsinya.
Perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memperoleh penyesuaian diri terhadap lingkungan di mana ia hidup.  Untuk mencapai tujuan maka realisasi diri “aktualisasi diri” sangat penting perannya. Realiasasi diri memainkan peran penting dalam kesehatan mental, maka seseorang yang berhasil menyesuaikan diri dengan baik secara pribadi dan sosial harus mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat dan keinginannya dengan cara memuaskan dirinya.  Tetapi pada saat yang sama harus menyesuaikan dengan standar-standar yang diterima.  Kurangnya kesempatan berdampak pada kekecewaan dan sikap-sikap negatif terhadap orang lain dan bahkan terhadap kehidupan pada umumnya.
Perubahan-perubahan baik fisiologis maupun psikologis tidak semua orang menyadarinya, kecuali terjadinya perubahan itu secara mendadak, cepat,  dan mempengaruhi pola kehidupan mereka.  Suatu bukti hampir semua orang takjub terhadap masa pubertas, pertumbuhan melonjak dari akhir masa kanak-kanak ke awal masa remaja.  Sama halnya dengan usia lanjut ketika proses penuaan terus berlangsung seseorang telah menyadari bahwa kesehatan mulai “berkurang” dan pikiran mulai “mundur”  sehingga perlu ada penyesuaian baru terhadap perubahan dalam pola kehidupan mereka.
a. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupkan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak manusia belum lahir hingga ia dewasa. Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf yang membentuk sistem yang lengkap.
 Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhan sebelum lahir. Proses pertumbuhan fisik manusia berlangsung sampai masa dewasa. Selama tahun pertama dalam pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar sepertiga  dari panjang badan semula dan berat badannya akan bertambah menjadi sekitar tiga kalinya. Sejak lahir hingga dengan umur 25 tahun, perbandingan ukuran badan manusia, dari pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia (kehidupan sebelum lahir atau prenatal) samapi dengan proporsi yang ideal dimasa dewasa.
Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi prilaku anak sehari-hari. Secara langsung pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik akan memepengaruhi bagaimana anak itu memandang dirinya sendiri dan bagaimana ia memandang orang lain.
b.      Kecerdasan (Intelek)
Intelek merupakan kata lain pikir ,berkembang sejalan dengan pertumbuhan syarat otak. Karena piker pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain kemampuan berpikir, dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik.
Adapun tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu sebagai berikut :
a.       Tahap pertama : Masa sensori motor (0.00-2.50 th) Yaitu masa ketika bayi mempergunaan system penginderaan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya.
b.      Tahap Kedua : Masa pra-operasional (2.00-7.00 th) Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak menggunakan symbol yang mewakili sesuatu yang tidak ada.
c.       Tahap ketiga : Msa konkrit – operasional (7.00-11.00 th) Anak mulai mengembangkan tiga macam opersi berpikir, yaitu :
a). Identifikasi : mengenali sesuatu;
b). Negasi : mengingkari sesuatu;
c). Reprokasi : mencari hubungan timbale balik antara beberapa hal.
d. Tahap keempat : masa operasional (11.00-dewasa)
Pada tahap ini seseorang bis memperkirakan apa yang mungkin terjadi ia dapat menngambil kesimpulan dari suatu pernyataan yang telah di tentukan.
        c.          Temperamen (Emosi)
Temperamen adalah gaya/perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat pada waktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian. Sebagian bayi merespons orang lain dengan hangat, sebagian lagi pasif dan acuh tidak acuh. Gaya-gaya perilaku tersebut di atas menunjukan temperamen seseorang.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkan.
1.   Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyelesaikan diri dengan pengalaman baru.
2.   Anak yang sulit cenderung untuk beraksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
3.   Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
 d.      Sosial
Sejalan dengnan pertumbuhan badannya, bayi yang telah menjadi anak dan seterusnya dan menjadi dewasa akan mengenal lingkungan yang luas dan mengenal banyak manusia. Perkenalan dengan orang lain dimulai dengan mengenal ibunya, kemudian mengenal ayahnya dan saudara-saudaranya dan akhirnya mengenal manusia di luar keluarganya. Selanjutnya manusia yang dikenalnya semakin banyak dan amat heterogen, namun pada umumnya setiap anak akan lebih tertarik pada teman sebayanya. Anak membentuk kelompok sebaya sebagai dunianya, memahami dunia anak, dan kemudian dunia pergaulan yang lebih luas. Akhirnya manusia mengenal kehidupan bersama, kemudian bermasyarakat atau berkehidupan sosial. Dalam perkembangannya setiap manusia pada akhirnya mengetahui bahwa manusia itu saling membantu dan dibantu, memberi dan diberi.
e.       Bahasa
Fungsi bahasa adalah untuk komunikasi. Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, dengan orang-orang disekitarnya. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan tanda, gerak dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Bicara adalah bahasa suara, bahasa lisan.
f.       Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Di dalam definisi bakat yang dikemukakan Guilford (Sumadi: 1984), bakat mencakup tiga dimensi  yaitu: dimensi perseptual, dimensi psikomotor dan dimensi intelektual.
Seseorang yang emilki bakat akan lebih cepat dapat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki  akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti dalam bidang seni, olah raga ataupun keterampilan.
g.      Sikap, Nilai dan Moral.
Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikis manusia, manusia mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal yang boleh dan hal-hal yang tidak boleh, yang harus dilakukan  dan yang dilarang. Menurut Piaget, pada awal pengenalan nilai dan prilaku seta tindakan iti masih bersifat “paksaan”. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan inteleknya berangsur-angsur manusia mulai berbagai ketentuan yang berlaku di dalam keluarga dan  semakin lama semakin luas sampai dengan ketentuan  yang berlaku di dalam masyarakat dan Negara.
h.      Interaksi keturunan dan lingkungan dalam perkembangan
Keturunan dan lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan kecerdasan, tempramen tinggi dan berat badan, minat yang khas. Karena pengaruh lingkungan bergantung pada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara keduanya terdapat interksi.
Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus sampai dewasa. Kita ketahui pula bahwa dengan dibesarkan pada keluarga yang sama dapat terjadi perbedaan kecerdasan secara individual dengan variasi yang kecil pada kepribadian dan minat.  Salah satu alasan terjadinya hal itu ialah mungkin karena keluarga mempunyai penekanan yang sama kepada anak-anaknya berkenaan dengan perkembangan kecerdasan yaitu dengan mendorong anak mencapai tingkat tertinggi.
C.    Perbedaan Individu Peserta Didik
Makna “perbedaan” dan “perbedaan individual” menurut Lindgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis.
Dari pembahasan yang berhubungan dengan  individu terdapat dua fakta yang menonjol yaitu :
1.    Semua dari manusia mempunyai kesamaan dalam pola perkembangannya.
2.    Warisan manusia secara biologis dan sosial tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.
Garry 1963 dalam buku Perkembangan Peserta Didik karya Sunarto dan B. Agung Hartono mengategorikan perbedaan individual ke dalam bidang-bidang berikut:
1.    Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
2.    Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
3.    Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
4.    Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
5.    Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.
Jenis perbedaan lainnya meliputi :
1.            Perbedaan kognitif
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil pengamatan atau penyerapan atas suatu obyek. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya
2.            Perbedaan kecakapan bahasa
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan berbahasa sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik (organ bicara)
3.            Perbedaan kecakapan motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan.
  4.            Perbedaan Latar Belakang
Perbedaaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai baha
5 .    Perbedaan bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat sebaliknya bakat tidak berkembang sama, manakala lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.
6.             
Perbedaan kesiapan belajar

Perbedaan latar belakang, yang meliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio cultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.

D.    Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan Peserta Didik

1.    Faktor Internal
a.   Kondisi Fisik
b.   Kondisi Psikis
2.    Faktor Eksternal
a.   Lingkungan Fisik
b.   Lingkungan Non Fisik

PERKEMBANGAN ANAK PADA MASASEKOLAH

A. Tahapan Operasional
Antara usia 7 sampai 12 tahun, yaitu pada tahapan operasianal konkret, anak-anak menguasai berbagi konsep konservasi u ntuk melakukan manipulasi logis lainya. Misalnya, mereka dapat menyusun benda berdasarkan dimensi, seperti tinggi dan berat. Mereka juga dapat membentuk penyajian mental mengenai serangkain tindakan. Anak-anak yang berumurlima tahun dapat mencari jalaqn sendiri ke rumah temenya tetapi tidxak dapat menunjukkan kepada anda atau menelusuri rute atau menelusuri dengan kertas dan pensil. Mereka dapat mencari jalan karena mereka tahu harus membelok pada tempat-tempat tertentu, tetapi mereka tidak mempunnyai gambaran rute secara keseluruhan. Sebaliknya anak-anak berumur 8 tahun sanggup menggambarkan peta rute itu.
Pieget menamakan masa ini tahapan operasional konkret: meskipun anak-anak memakai istialah abstrak, mereka hanya memakai dalam hubungannya dengan objek yang konkret. Sebelum mencapai tahapan akhir perkembangan kogniti, pada tahapan operasional formal, yang dimulai sekitar usia 11 sampai 12 tahun, anak-anak sanggup berfikir logis dengan berbagai istilah simbolik murni.[2]
Awal stadium operasional formal juga timbul bersamaan dengan stadium keempat dan terakhir pada pemahaman anak tentang peraturan moral. Anak kecil menumjukkan minatnya dalam membuat peraturan bahkan untuk menghadapi situasi yang belum yang belum pernah mereka jumpai. Stadium ini ditandai oleh model ideologis penalaran moral, yang menjawab masalah sosiol yang lebih luas ketimbang hanya situasi personal dan interpersonal.[3]

1. Perkembangan Intelektual

Pada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektuan, atau melaksnakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti: membaca, menulis dan menghitung).
Sebelum masa ini, yaitu masa prasekolah, daya pikir anak masih bersifat imajinatif, berangan-angan (berkhayal), sedangkan pada usia SD daya pikirnya sudah berkembang kearah berfikir konkret dan rasional (dapat diterima akal). Pieget menamakannya sebagai masa operasi konkrit. Pieget menamakannya sebagai masa operasi konkret, masa berakhirnya berfikirn khayal dan mulai befikir konkret (berkaitan dengan dunia nyata).

2. Perkemankembangan Bahasa

Bahasa adalah sarana komunikasi denagan dengan orang lain. Dalam pewngertian ini mencakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambang, tuilsan. Denagan bahasa, semua manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama.
Usia sekoalah dasar ini merupakan msa perkembangan pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal masa ini, anak suadah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir (usia11-12 tahun) telah dapat menguasai sekitar 50.000 kata.
Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak suadah gemar membaca atau mendengarkan cerita yang bersifat kritis (tentang perjalanan / petualagan, riwayat para pahlawan, dsb). Pada masa ini tingkat berfikir anak suadah lebih maju, dia banyak menanyakan soal waktu dan sebab akibat. Oleh karena itu, kata tanya yang dipergunakan pun yang semula hanya “apa”, sekarang sudah diikuti dengan pertanyaan :”dimana”, “darimana”, “kemana”,”mengapa”, dan “bagaimana”.
Terdapat dus faktor penting yang mempemgaruhi perkembangan bahasa, yaitu sebagai berikut:
a.       Prosesrs jadi matang, dengan perkatan lain anak itu menjadi matang (organ-organ suara/bicara sudah berfungsi ) untuk berkata-kata.
b.      Proses belajar, yang berati bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu mempelajari bahasaorang lain dengan jalan mengimitasikan atau meniru ucapa/kata-kata yang didengarnya.
Di sekolah, diberikan pelajaran bahasa yang didengan sengaja menambah pembendaharaan katanya,mengajar menyusun struktur kalimat, peribahasa, kesusastraan dan keterampilan mengarang. Dengan dibekali pelajaran bahasa ini, diharapkan peserta didik dapat menguasai dan mempergunakan sebagai alat untuk:
a.       Berkomunikasi dengan orang lain,
b.      Menyatakan isi hatinya (perasaannya),
c.       Memahami keterampilan mengolah informasi yang diterimanya,
d.      Berfikir (menyatakan gagasan atau pendapat),
e.       Mengembangkan kepribadiannya, seprti menyatakan sikap dan kenyakinan.

3. Perkembangan sosial

Maksud perkembengan sosial disni adalah pencapai kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral (agama). Perkembangan sosial pada anak-anak sekolah dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, di samping dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah tembah luas.
Berkat perkembangan sosil, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalm proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik (seperti: membersihkan kelas dan halaman sekolah), maupun tugas yang membutuhkan pikiran (seprti: merencanakan kegiatan camping, membuat rencana study tour).

4. Perkembangan Emosi

Menginjak usia sekolah, anak mulai menyadari bahawa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua daal mengendalikan emosinya sangat berpengaruh. Emosi-emosi yang secara dialami pada tahap perkembangan usia sekolah ini adalah marah, takut, iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu, dan kegembiraan (rasa senagng, nikmat, atau bahagia).
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi yang positif, seperti perasaan senang, bergairah, bersemangt atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca buku,aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas, dan disiplin dalam belajar.

5. Perkembangan Moral

Anak mulai mengenal konsep moral (mengenal benar sah atau baik-buruk) pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak mengerti konsep moral ini, tetapi lambat laun anak akan memahaminya. Usaha menanamkan konsep moral sejak usia dini (prasekolah) merupakan hal yang seharusnya, karena informsi yang diterima anak mengenai benar- salah atau baik-buruk akan menjadi pedoman pada tingkah lakunya di kemudian hari.
Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami alasan yang mendasari suatu peratuaran. Di samping itu , anak sudah dapat mengasosiakan satiap bentuk perilaku dengan konsep benar-benar atau baik-buruk. Misalnya, dia memandang atau menilai bahwa perbuatan nakal, berdusta, dan tidak hormat kepada orang tua merupakan suatu yang salah atau buruk. Seadangkan perbuatan jujur, adil, dan sikap hormat kepada orang tua dan guru merupakan suatu yang benar/baik.

6. Perkembangan Penghayatan Keagamaan

Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaan ditandai dengan ciri-cirisebagai berikut:
a. Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai pengertian.
b. Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaiadah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.
c. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral.

7. Perkembagan Motorik

Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karaena itu, perkembangan motorik sanagat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Pada masa usia sekolah dasar kematangan perkembangan motorik ini pada umumnya dicapainya, karaena itu mereka sudah siap menerima pelajaran keterampilan.[4]
Sesuai perkembangan fisik (motorik ) maka di kelas-kelas permulaan sangat tepat diajarkan :
a.Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar.s
b.Keteramilan dalam mempergunakan alat-alat olahraga (menerima, menendang, dan memukul).
C.Gerakan-gerakan untuk meloncat, berlari, berenang, dan sebagainya.
d.Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan, ketertiban, dan kedisiplinan.

8. Perkembangan Fisik

Perkembangan fiusik cenderung lbih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja yang pertumbuhannya sangat cepat. Masa yang tenang ini diperlukan oleh anak untuk belajar berbagai kemampuan akademik. Anak lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat serta belajar berbagai keterampilan. Kenikan tinggi dan berat badan bervariasi antara anak satu dengan yang lain. Peran kesehatan dan gizi sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.i

9. Perkembangan Bicara

Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak belajar bagaimana berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bertambahnya kosakata yang berasal dari berbagai sumber menyebabkan semakin banyak pembendaharaan kat yang dimiliki. Anak mulai menyadari bahwa komunikasi yang bermakna tidak dapat dicapai bila anak tidak mengerti apa yang dikatakan oleh orang lain. Hal ini mendorong anak untuk meningkatkan pengertiannya.

10. Kegiatan Bermain

Permainan yang disukai cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara kelompok, kecuali anak-anak yang kurang diterima di kelompoknya dan cenderung memilih bermain sendiri. Bermain yang sifatnya menjelajah, ketempat-tempat yang belum pernah dikunjungi baik dikota maupun di desa mengasikkan bagi anak. Permainan konstruktif yaitu membangun atau membentuk sesuatu adalah bentuk permainan yang disukai anak serta mampu mengembangkan kreativitas anak. Bernyayi meerupakan bentuk kegiatan kreatif lainnya. Sealain itu bentuk permainan kelompok yang disenangi meruoakan permainan oleh raga seperti basket, sepak bola, voleydan sebagainya. Jenis permainan ini membantu perkembangan otok dan perkembangan tubuh.

11. Usia 10-12

Pada usia 10-12 tahun, perhatian membaca puncaknya. Materi bacaan semakin luas. Anak-anak laki menyenangi hal-hal yang sifatnya menggemparkan, misterius, dan kisah-kisah pertualangan. Anak perempuan menyenagi cerita kehidupan seputar rumah tangga.
Teman sebaya umumnya dalah teman sekolah dan teman bermain di luar sekolah. Pengaruah teman sebaya sangat besar bagi arah perkembangan anak baik yang bersifat positf maupun negatif. Pengaruh positif terlihat pada pengembanagan konsep diri dan pertumbuhan harga diri. Hanya ditengah-tengah teman sebaya anak bisa merasakan dan menyadari bagaimana dan dimana kedudukan atau posisidirinya.
Keinginan untuk berada ditengah-tengah temannya membawa anak untuk keluar rumah menemuinya sepulng sekolah. Anak merasakan kesepian dirumah, tiada teman. Kegiatan denag teman sebaya ini meliputi belajar bersama, melihat pertunjukan, bermain, masak-masakkan, dan sebagainya. Mereka sering melakukan kegiatan yang b iasanya dilakukan orang dewasa.

B. Tugas-tugas
Menurut Syamsu Yusuf, perkebembangan pada masa ini meliputi:
1.      Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan.
2.      Belajar membentuk sikap yang seaht terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
3.      Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4.      Belajar memainkan peranan sesuai jenis kelaminnya.
5.      Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
6.      Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.[5]
GAMBARAN MSA KANAK-KANAK DAN MASA ANAK AWAL
 1.      Perkembangan Anak dalam Tahun Pertama (6-12 Bulan)
Pada masa ini, anak sudah memiliki kecakapan-kecakapan khusus. Kecakapan ini terbagi atas dua macam, yaitu:
1)      Kecakapan Instinktif Atas Pengaruh dari Dalam
Pada triwulan pertama, anak telah mampu mengangkat dan memalingkan kepala. Pada triwulan kedua, anak telah dapat menegakkan badan dan duduk, sedangkan pada triwulan ketiga anak telah dapat merangkak dan pada triwulan keempat ia sudah mulai berdiri dan berjalan.
2)      Kecakapan Instinktif Atas Pengaruh dari Luar
Pada triwulan pertama anak telah dapat memalingkan kepala dengan mengarahkan mata dan telinga bila mendapat rangsang getar atau cahaya. Pada triwulan kedua anak telah mulai berusaha menangkap apa saja yang dilihatnyadan anak sudah mulai dapat menirukan sesuatu.
Kecakapan umum tahun pertama menurut Dr. A. Chorus terbagi atas tiga macam kecakapan umum, yakni:
1)      Penguasaan Badan
Pada tahap pengasaan badan, anak sudah dimulai:
a)      Mengamati mainannya;
b)      Dapat meluruskan dan memalingkan kepalanya meskipun susah;
c)      Menarik-narik pakaiannya;
d)     Memperhatikan sesuatu sejurus dan mengamati permainan;
e)      Memutar badan dari sikap meniarap ke sikap melentang; dan
f)       Mulai belajar merangkak, berdiri dan belajar;

2)      Pergaulan Anak dengan Benda
Pada tahap ini anak sudah mulai:
a)      Mampu membuka kepalan tangannya bila tersentuh;
b)      Mampu menggenggam sesuatu jika diberi sesuatu;
c)      Dapat memegang mainannya;
d)      Dapat memegang sesuatu dan memasukkannya ke dalam mulut;
e)      Dapat melempar atau mengglingkan bola; dan
f)       Dapat bermain balok atau bola;

3)      Pergaulan Anak dengan Sesama Manusia
Pada tahap ini anak sudah mulai:
a)      Dapat tersenyum, memandang orang;
b)      Dapat tertawa berbunyi;
c)      Mulai mengenal ibunya;
d)     Menangis atau menunjukkan perasaan yang tidak enak;
e)      Dapat mereaksi wajah orang lain; dan
f)       Dapat bermain sembunyi wajah;
Anak memiliki cara belajar sendiri. Sejauh ini cara anak belajar dikelompokkan menjadi tiga jenis cara belajar, yakni:
1)      Belajar Instinktif : belajar yang berwujud berkembangnya segala kemampuan yang telah ada tanpa bantuan dari luar.
2)      Belajar dari Pengalaman : yaitu belajar yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman si anak.
3)      Belajar dari Pembiasaan : yaitu suatu pembelajaran secara berulang-ulang yang diajarkan oleh kedua orang tuanya. Sebagai contoh, cara anak bertingkah laku dan berbicara.
2.      Perkembangan Anak Tahun Kedua (1-2,6 Tahun)
Dalam tahun kedua ini, kanak-kanak memiliki tingkat perkembangan yang pesat. Perkembangan yang dimaksud meliputi perkembangan motorik, perkembangan bahasa, perkembangan bermain, dan pe kembangan menggambar. Berikut ini adalah perkembangan yang dimaksud.
1)      Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik pada anak memiliki ciri-ciri motorik yang melalui empat tahap yaitu:
a) Gerakannya tidak disadari, tidak disengaja dan tanpa arah. Sebagai contoh, anak menggerakkan kaki dan tangannya, memasukkan tangan ke mulut dan mengedipkan mata.
b) Gerakan yang tidak khas. Artinya gerakan tersebut timbul sesuai dengan rangsangannya.
c)  Gerakannya dilakukan dengan masal. Artinya gerakan tersebut diikuti oleh seluruh anggota tubuhnya.
d)  Gerakannya diikuti oleh gerakan-gerakan lain yang tidak begitu penting. Gerakan-gerakan ini semakin terdeferensiasi.
2)      Perkembangan Bahasa
Menurut Sys Heyster, ada tiga fungsi bahasa, yaitu:
a)Bahasa sebagai alat pernyataan isi jiwa: contoh, ucapan “aduh” merupakan kata spontan diucapkan untuk menyatakan isi jiwanya.
b)Bahasa sebagai peresapan (mempengaruji orang lain) : contoh, kata “aduhai indahnya”. Kalimat tersebut adalah kalimat yang diucapkan untuk mempengaruhi orang agar mempunyai pendapat yang sama dengan dia.
c) Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan pendapat : contoh, kalimat “nama saya adalah …” ini adalah suatu ungkapan untuk menyatakan pendapat.
Pada umumnya, perkembangan bahasa anak dibedakan atas empat masa, yaitu:
a) Masa pertama (1-1,6 tahun): Pada masa ini anak sudah mulai mampu berkata-kata meskipun hanya berupa potongan-potongan kata seperti ma, pa.
b) Masa kedua (1,6-2 tahun) : Pada masa ini anak sudah mulai ingin memperbaharui perbendaharaan katanya dengan menanyakan “apa itu?”
c) Masa ketiga (2-2,6 tahun) : Pada masa ini anak sudah mulai nampak makin sempurna dalam merangkai kata-kata.
d) Masa keempat (2,6 hingga akhir masa kanak-kanak) : Pada masa ini keinginan anak untuk mengetahui segala sesuatunya semakin bertambah. Setiap jawaban akan menimbulkan pertanyaan baru.

3)      Perkembangan Bermain
Menurut Lazarus, anak bermain karena anak butuh istirahat setelah belajar. Adapun jenis-jenis permainan yang dimainkan pada masa kanak-kanak antara lain:
a)Permainan gerak dan fungsi : Yang dimaksud ialah permainan yang mengutamakan gerak dan berisi kegembiraan di dalam bergerak.
bPermainan destruktif : Yaitu permainan merusak benda-benda dengan maksud untuk mencari tahu komponen pembentuk benda-benda tersebut.
c Permainan konstruktif : Yaitu anak suka sekali menyusun balok, batu dan sebagainya.
d) Permainan ilusi: Yaitu jenis permainan yang mengembangkan imajinasi anak seperti bermain peran.
e) Permainan reseptif: Artinya apabila orang tua menceritakan sesuatu maka anak akan membayangkan bahwa dirinya adalah pelaku dalam cerita tersebut.
f) Permainan prestasi: Yaitu jenis permainan yang dilombakan.

4)      Perkembangan Menggambar
Dalam perkembangan menggambar terdapat tiga tahap perkembangan, yaitu:
a)Tahap pertama: Anak membuat coretan baru kemudian menyebutkan namanya.
b)Tahap kedua:Anak menyebutkan nama gambarnya sambil membuat coretan.
c)Tahap ketiga: Anak lebih dahulu menyebutkan apa yang akan digambar baru kemudian membuat coretan.
 Menurut Kerschensteiner terdapat lima pembagian gambar anak, yaitu:
a)    s.d. usia 3 tahun dinamakan masa corengan
b)    s.d. usia 7 tahun disebut masa bagan
c)    s.d. usia 9 tahun disebut masa bentuk dan garis
d)    s.d. usia 10 tahun disebut masa siluet
e)    s.d. usia 14 tahun disebut masa perspektif

 3.      Akhir Masa Kanak-kanak (usia 3-4 Tahun)
Pada masa ini anak cenderung agresif dan posesif. Masa ini disebut juga masa Trotz (masa peralihan). Pada masa ini anak menjadi keras kepala, pembangkang, tidak menurut, dan sebagainya. Pada masa ini anak sudah mulai menemukan dirinya. Anak juga sudah mulai memiliki kehendak sendiri dam tidak mau tunduk pada perintah orang lain. Di samping itu, anak juga sudah mulai menyadari akan kepemilikan terhadap sesuatu (posesif).
Pada masa ini terdapat sifat-sifat yang menjadi ciri masa Trotz, yaitu:
1)      Egosentris, artinya segala sesuatu ingin dipusatkan kepadanya demi kepentingannya. Ia menuntut agar seluruh lingkungannya berada di bawah kekuasaannya.
2)      Selalu menentang, membantah segala permintaan, suruhan, larangan, anjuran, keharusan, dan sebagainya.
3)      Ia selalu berusaha menarik perhatian.
4)      Dia selalu minta untuk dihargai dan dipuji serta tidak mau dicela.
5)      Selalu menuntut adanya kebebasan.
6)      Keberaniannya bertambah dan rasa takutnya berkurang.

4.      Masa Anak Awal (4-6 Tahun)
Masa kanak-kanak awal adalah masa yang sangat penting, karena dalam rentang 5 masa kanak-kanak (Pranatal, masa bayi dan terlatih,masa kanak-kanak pertama, masa kanak-kanak kedua dan masa remaja), pribadi dan sikap seseorang dibentuk. Bila pada masa penting itu seseorang anak ” salah bentuk”, akibatnya bisa fatal.
Pada awal masa kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai berbagai keterampilan karena anak senang mengulang, hal mana belajar keterampilan. Awal masa kanak-kanak ditandai oleh moralitas dengan paksaan, suatu masa dimana anak belajar mematuhi peraturan secara otomatis melalui hukuman dan pujian. Periode ini juga masa menegakan disiplin dengan cara berbeda, ada yang dikenakan disiplin yang otoriter, lemah, dan demokratis.
Perkembangan pada masa anak awal ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
1)      Perkembangan Jasmani dan Rohani
Pada masa ini jasmani anak sudah mulai menampakkan fungsinya dengan baik, anak tidak perlu lagi dibantu setiap saat dalam memenuhi kebutuhannya.
2)      Keluarga
Keluarga sangat mempengaruhi perkembangan anak karena keluarga adalah tempat pembentukkan watak anak selain pembentuk pribadi anak. .
Untuk mencapai tujuan itu, peran orang tua dan pendidik adalah membimbing dan mengarahkan dengan cara:
1)      Memberi kebebasan bergaul dengan siapapun saja dalam masyarakat dengan mengingat norma-norma pergaulan keluarga atau sekolah.
2)      Mendidik anak agar memiliki rasa harga diri yang sehat. Misalnya dengan membiarkan anak berpikir sendiri, berbuat sendiri berpendapat sendiri. Dengan memberikan penghargaan yang setimpal setiap menunjukkan kemampuannya dengan membimbing anak yang menjumpai kesukaran.

ASPEK UMUM MASA REMAJA

Gambaran Umum tentang Aspek-Aspek Perkembangan Peserta Didik

Perkembangan peserta didik adalah mata kuliah yang mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah. Mata kuliah ini memberikan pemahaman kepada mahasiswa calon guru tentang perkembangan peserta didik, sehingga diharapkan mampu memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa yang dihadapinya.
Secara umum perkembangan peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek perkembangan, yaitu perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.

Perkembangan aspek fisik

Perkembangan fisik atau yang disebut atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological growth) meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dll.), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).

Perkembangan aspek kognitif

Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yang semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Perkembangan kognitif ini meliputi perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan menilai dan memikirkan lingkungannya.

Perkembangan Aspek Psikososial

Perkembangan psikososial adalah proses perubahan kemampuan-kemampauan peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Dalam proses perkembangan ini peserta didik diharapkan mengerti orang lain, yang berarti mampu menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan dirasakan dan diinginkan serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, tanpa kehilangan dirinya sendiri, meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan pada emosi dan perubahan kepribadian.

Karakteristik Umum Perkembangan Peserta Didik

Secara umum, buku ini mengetengahkan kajian psikologi perkembangan, yang secara khusus membahas perkembangan anak usia sekolah (SD) dan remaja (SMP & SMA). Aspek-aspek perkembangan yang dibahas dalam buku ini secara garis besarnya meliputi perkembangan fisik-motorik dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional. Masing-masing aspek perkembangan dihubungkan dengan pendidikan, sehingga para guru diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan atau pertumbuhan strategi pembelajaran yang relevan dengan karakteristik perkembangan tersebut.

Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)

Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).
Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
Menurut Havighurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
1.      Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
2.      Membina hidup sehat.
3.      Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
4.      Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
5.      Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
6.      Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
7.      Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai.
8.      Mencapai kemandirian pribadi.
Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guna dituntut untuk memberikan bantuan berupa:
1.      Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
2.      Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
3.      Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep.
4.      Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.

Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah (SMP)
Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyaknya ahli, anak usia sekolah menengah (SMP)
Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak usia sekolah menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14 tahun). Terdapat sejumlah karakterisitik yang menonjol pada anak usia SMP ini, yaitu:
1.      Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
2.      Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
3.      Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua.
4.      Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
5.      Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
6.      Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
7.      Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.
8.      Kecenderungan minat dan pilihan karer relatif sudah lebih jelas.

Karakteristik Anak Usia Remaja (SMP/SMA)
Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu:
1.      Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya
2.      Dapat menerima dan belajar sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
3.      Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif.
4.      Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
5.      Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
6.      Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.
7.      Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara.
8.      Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
9.      Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku
10.  Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.
Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menuntut adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, di antaranya:
1.      Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual dan penyalahagunaan narkotika.
2.      Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya.
3.      Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, seperti sarana olah raga, kesenian, dan sebagainya.
4.      Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
5.      Melatih siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan penuh godaan.
6.      Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis, reflektif, dan positif.
7.      Membantu siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta.
8.      Memupuk semangat keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih toleran.
9.      Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan dan problem yang dihadapinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar