KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong
hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan
Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Sholawat
serta salam semoga tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabatnya,
serta keluarga dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas
ilmu tentang PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK yang Penyusun sajikan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Tuhan akhirnya makalah dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Medan, desember 2014
Penyusun
PENDAHULUAN
A, Latar Belakang
Dalam
proses belajar setiap siswa harus mempunyai suatu tujuan yang harus dicapai
didalamnya, baik tujuan pendek maupun tujuan jangka penjang yang dapat membuat
diri mereka mempunyai suatu perubahan yang terjadi
setelah mereka mengikuti sebuah proses pendidikan yang diberikan oleh guru
mereka. Seorang guru selayaknya memberkan sebuah dorongan yang harus dapat
memberikan motivasi terhadap diri mereka untuk meningkatkan prestasi didalam
belajar mereka.
Dorongan yang seharusnya diberikan
oleh seorang guru tidak akan dapat merubah sikap/perilaku individu untuk dapat
meningkatkan cara belajar mereka bilamana tidak adanya peran individu
didalamnya, karena semuanya akan mempunyai suatu hubungan yang dapat memberikan
satu nilai temabah dalam meningkatkan prestasi belajar.
Dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa seorang guru mempunyai andil didalamnya yang mana memberikan suatu arahan
untuk dapat bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagaimana untuk
dapat meningkatkan prestasi belajar?Salah satu bentuk untuk meningkatkan
prestasi belajar yaitu dengan memberikan motivasi belajar kepada siswa. Dengan
adanya motivasi belajar yang dibrikan kepada siswa harapannya dapat untuk meningkatkan
prestasi mereka di sekolah.
Motvasi belajar ini diberikan berupa informasi
yang dapat memberikan suatu nilai positif dalam meningkatkan prestasi belajar
mereka.Bagi mereka yang mempunyai suatu motivasi prestasi dalam belajar akan
membangun suatu aktivitas yang positf. Disini akan diberikan suatu informasi
mengenai bagaimana meningkatkan motivasi dalam belajar yang akan lebih jelas
dijabarkan dihalaman-halaman depan.
B. Rumusan
Masalah
1.
Jelaskan
pengeartian motivasi?
2.
Apa
pungsi motivas?
3.
Jelaskan
strategi membangun motivasi?
4.
Sebutkan
macam-macam motivasi belajar?
C. TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud motivasi belajar
2.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud fungsi motivasi
3.
Untuk
mengetahui macam-macam motivasI
4.
Untuk
mengetahui strategi membangun motivasi belajar
Pertumbuhan jasmani
A. Pengertian pertumbuhan jasmani
Pertumbuhan jasmani berakar pada
organisme yang selalu berproses untuk menjadi besar. Pertumbuhan jasmaniah ini
dapat diteliti dengan mengukur berat, panjang, dan lingkaran seperti lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan dan lain-lain. Dalam
pertumbuhannya, setiap bagian tubuh mempunyai perbedaan tempo kecepatan.
Misalnya, pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa
anak-anak tetapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya,
pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung pada akhir masa anak-anak dan
berhenti pada masa pubertas. Perbedaan kecepatan masing-masing bagian tubuh
mengakibatkan adanya perbedaan keseluruhan proporsi tubuh dan juga menimbukan
perbedaan dalam fungsinya.
Perubahan dalam
perkembangan bertujuan untuk memperoleh penyesuaian diri terhadap lingkungan di
mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan maka realisasi diri “aktualisasi
diri” sangat penting perannya. Realiasasi diri memainkan peran penting dalam
kesehatan mental, maka seseorang yang berhasil menyesuaikan diri dengan baik
secara pribadi dan sosial harus mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat
dan keinginannya dengan cara memuaskan dirinya. Tetapi pada saat yang
sama harus menyesuaikan dengan standar-standar yang diterima. Kurangnya
kesempatan berdampak pada kekecewaan dan sikap-sikap negatif terhadap orang
lain dan bahkan terhadap kehidupan pada umumnya.
Perubahan-perubahan baik
fisiologis maupun psikologis tidak semua orang menyadarinya, kecuali terjadinya
perubahan itu secara mendadak, cepat, dan mempengaruhi pola kehidupan
mereka. Suatu bukti hampir semua orang takjub terhadap masa pubertas,
pertumbuhan melonjak dari akhir masa kanak-kanak ke awal masa remaja.
Sama halnya dengan usia lanjut ketika proses penuaan terus berlangsung
seseorang telah menyadari bahwa kesehatan mulai “berkurang” dan pikiran mulai
“mundur” sehingga perlu ada penyesuaian baru terhadap perubahan dalam
pola kehidupan mereka.
a. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupkan
perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi
sejak manusia belum lahir hingga ia dewasa. Masa sebelum lahir merupakan
pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu
merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf
yang membentuk sistem yang lengkap.
Pertumbuhan fisik manusia
setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhan sebelum lahir. Proses
pertumbuhan fisik manusia berlangsung sampai masa dewasa. Selama tahun pertama
dalam pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar
sepertiga dari panjang badan semula dan berat badannya akan bertambah
menjadi sekitar tiga kalinya. Sejak lahir hingga dengan umur 25 tahun,
perbandingan ukuran badan manusia, dari pertumbuhan yang kurang proporsional
pada awal terbentuknya manusia (kehidupan sebelum lahir atau prenatal) samapi
dengan proporsi yang ideal dimasa dewasa.
Pertumbuhan fisik, baik secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi prilaku anak sehari-hari.
Secara langsung pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan
anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi
fisik akan memepengaruhi bagaimana anak itu memandang dirinya sendiri dan
bagaimana ia memandang orang lain.
b.
Kecerdasan (Intelek)
Intelek merupakan kata lain pikir
,berkembang sejalan dengan pertumbuhan syarat otak. Karena piker pada dasarnya
menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut dengan
istilah lain kemampuan berpikir, dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu
menunjukkan fungsinya secara baik.
Adapun tahap-tahap perkembangan
kognitif menurut Piaget yaitu sebagai berikut :
a. Tahap pertama
: Masa sensori motor (0.00-2.50 th) Yaitu masa ketika bayi mempergunaan system
penginderaan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya.
b. Tahap Kedua : Masa
pra-operasional (2.00-7.00 th) Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak
menggunakan symbol yang mewakili sesuatu yang tidak ada.
c. Tahap ketiga
: Msa konkrit – operasional (7.00-11.00 th) Anak mulai mengembangkan tiga macam
opersi berpikir, yaitu :
a). Identifikasi : mengenali sesuatu;
b). Negasi : mengingkari sesuatu;
c). Reprokasi : mencari hubungan timbale balik
antara beberapa hal.
d. Tahap keempat : masa operasional (11.00-dewasa)
Pada tahap ini seseorang bis
memperkirakan apa yang mungkin terjadi ia dapat menngambil kesimpulan dari
suatu pernyataan yang telah di tentukan.
c.
Temperamen
(Emosi)
Temperamen adalah gaya/perilaku
karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik
mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan,
kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak
menjelajahi lingkungannya dengan giat pada waktu yang lama dan sebagian lagi
tidak demikian. Sebagian bayi merespons orang lain dengan hangat, sebagian lagi
pasif dan acuh tidak acuh. Gaya-gaya perilaku tersebut di atas menunjukan
temperamen seseorang.
Menurut Thomas & Chess (1991)
ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk
dibangkitkan.
1.
Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan
cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyelesaikan
diri dengan pengalaman baru.
2.
Anak yang sulit cenderung untuk beraksi secara negatif serta sering menangis
dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
3.
Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah,
kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau
pengalaman baru.
d.
Sosial
Sejalan dengnan pertumbuhan
badannya, bayi yang telah menjadi anak dan seterusnya dan menjadi dewasa akan
mengenal lingkungan yang luas dan mengenal banyak manusia. Perkenalan dengan
orang lain dimulai dengan mengenal ibunya, kemudian mengenal ayahnya dan
saudara-saudaranya dan akhirnya mengenal manusia di luar keluarganya.
Selanjutnya manusia yang dikenalnya semakin banyak dan amat heterogen, namun
pada umumnya setiap anak akan lebih tertarik pada teman sebayanya. Anak
membentuk kelompok sebaya sebagai dunianya, memahami dunia anak, dan kemudian
dunia pergaulan yang lebih luas. Akhirnya manusia mengenal kehidupan bersama,
kemudian bermasyarakat atau berkehidupan sosial. Dalam perkembangannya setiap
manusia pada akhirnya mengetahui bahwa manusia itu saling membantu dan dibantu,
memberi dan diberi.
e.
Bahasa
Fungsi bahasa adalah untuk
komunikasi. Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya,
dengan orang-orang disekitarnya. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi
dapat diartikan tanda, gerak dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada
orang lain. Bicara adalah bahasa suara, bahasa lisan.
f.
Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu
atau khusus yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan
atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Di dalam
definisi bakat yang dikemukakan Guilford (Sumadi: 1984), bakat mencakup tiga
dimensi yaitu: dimensi perseptual, dimensi psikomotor dan dimensi
intelektual.
Seseorang yang emilki bakat akan
lebih cepat dapat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki akan berkembang
dengan pesat dan menonjol. Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk
bidang tertentu seperti dalam bidang seni, olah raga ataupun keterampilan.
g.
Sikap, Nilai dan Moral.
Semakin tumbuh dan berkembang fisik
dan psikis manusia, manusia mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukkan
hal-hal yang boleh dan hal-hal yang tidak boleh, yang harus dilakukan dan
yang dilarang. Menurut Piaget, pada awal pengenalan nilai dan prilaku seta
tindakan iti masih bersifat “paksaan”. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan
inteleknya berangsur-angsur manusia mulai berbagai ketentuan yang berlaku di
dalam keluarga dan semakin lama semakin luas sampai dengan
ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat dan Negara.
h.
Interaksi keturunan dan lingkungan dalam perkembangan
Keturunan dan lingkungan berjalan
bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan kecerdasan,
tempramen tinggi dan berat badan, minat yang khas. Karena pengaruh lingkungan
bergantung pada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara
keduanya terdapat interksi.
Pengaruh genetik terhadap kecerdasan
terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus sampai dewasa. Kita
ketahui pula bahwa dengan dibesarkan pada keluarga yang sama dapat terjadi
perbedaan kecerdasan secara individual dengan variasi yang kecil pada kepribadian
dan minat. Salah satu alasan terjadinya hal itu ialah mungkin karena
keluarga mempunyai penekanan yang sama kepada anak-anaknya berkenaan dengan
perkembangan kecerdasan yaitu dengan mendorong anak mencapai tingkat tertinggi.
C. Perbedaan
Individu Peserta Didik
Makna “perbedaan” dan “perbedaan
individual” menurut Lindgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik
variasi pada aspek fisik maupun psikologis.
Dari pembahasan yang berhubungan
dengan individu terdapat dua fakta yang menonjol yaitu :
1. Semua dari manusia mempunyai
kesamaan dalam pola perkembangannya.
2. Warisan manusia secara biologis dan
sosial tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.
Garry 1963 dalam buku Perkembangan
Peserta Didik karya Sunarto dan B. Agung Hartono mengategorikan perbedaan
individual ke dalam bidang-bidang berikut:
1. Perbedaan fisik, tingkat dan berat
badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
2. Perbedaan sosial termasuk status
ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
3. Perbedaan kepribadian termasuk
watak, motif, minat, dan sikap.
4. Perbedaan inteligensi dan kemampuan
dasar.
5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian
di sekolah.
Jenis perbedaan lainnya meliputi :
1.
Perbedaan
kognitif
Kemampuan kognitif merupakan
kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil pengamatan atau penyerapan atas
suatu obyek. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang diketahui, dalam arti
pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan
secara sistematik untuk menjadi miliknya
2.
Perbedaan kecakapan
bahasa
Bahasa merupakan salah satu
kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Kemampuan tiap individu
dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang
untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang
penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan berbahasa sangat dipengaruhi oleh
faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik (organ bicara)
3.
Perbedaan
kecakapan motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan
psiko-motorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syarat
motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan.
4.
Perbedaan Latar
Belakang
Perbedaaan latar belakang dan pengalaman
mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas
dari potensi individu untuk menguasai baha
5 . Perbedaan bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus
yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila
mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat sebaliknya bakat tidak
berkembang sama, manakala lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang,
dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.
6.
Perbedaan
kesiapan belajar
Perbedaan latar belakang, yang
meliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio cultural, amat penting artinya bagi
perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada
pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih
luas.
D.
Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan Peserta Didik
1.
Faktor Internal
a.
Kondisi Fisik
b.
Kondisi Psikis
2.
Faktor Eksternal
a.
Lingkungan Fisik
b.
Lingkungan Non Fisik
PERKEMBANGAN
ANAK PADA MASASEKOLAH
A. Tahapan
Operasional
Antara usia 7
sampai 12 tahun, yaitu pada tahapan operasianal konkret, anak-anak menguasai
berbagi konsep konservasi u ntuk melakukan manipulasi logis lainya. Misalnya,
mereka dapat menyusun benda berdasarkan dimensi, seperti tinggi dan berat.
Mereka juga dapat membentuk penyajian mental mengenai serangkain tindakan.
Anak-anak yang berumurlima tahun dapat mencari jalaqn sendiri ke rumah temenya
tetapi tidxak dapat menunjukkan kepada anda atau menelusuri rute atau
menelusuri dengan kertas dan pensil. Mereka dapat mencari jalan karena mereka
tahu harus membelok pada tempat-tempat tertentu, tetapi mereka tidak mempunnyai
gambaran rute secara keseluruhan. Sebaliknya anak-anak berumur 8 tahun sanggup
menggambarkan peta rute itu.
Pieget menamakan
masa ini tahapan operasional konkret: meskipun anak-anak memakai istialah
abstrak, mereka hanya memakai dalam hubungannya dengan objek yang konkret.
Sebelum mencapai tahapan akhir perkembangan kogniti, pada tahapan operasional
formal, yang dimulai sekitar usia 11 sampai 12 tahun, anak-anak sanggup
berfikir logis dengan berbagai istilah simbolik murni.[2]
Awal stadium
operasional formal juga timbul bersamaan dengan stadium keempat dan terakhir
pada pemahaman anak tentang peraturan moral. Anak kecil menumjukkan minatnya
dalam membuat peraturan bahkan untuk menghadapi situasi yang belum yang belum
pernah mereka jumpai. Stadium ini ditandai oleh model ideologis penalaran
moral, yang menjawab masalah sosiol yang lebih luas ketimbang hanya situasi
personal dan interpersonal.[3]
1. Perkembangan
Intelektual
Pada usia
sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektuan,
atau melaksnakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau
kemampuan kognitif (seperti: membaca, menulis dan menghitung).
Sebelum masa
ini, yaitu masa prasekolah, daya pikir anak masih bersifat imajinatif,
berangan-angan (berkhayal), sedangkan pada usia SD daya pikirnya sudah
berkembang kearah berfikir konkret dan rasional (dapat diterima akal). Pieget menamakannya
sebagai masa operasi konkrit. Pieget menamakannya sebagai masa operasi konkret,
masa berakhirnya berfikirn khayal dan mulai befikir konkret (berkaitan dengan
dunia nyata).
2.
Perkemankembangan Bahasa
Bahasa adalah
sarana komunikasi denagan dengan orang lain. Dalam pewngertian ini mencakup
semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam
bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak menggunakan kata-kata, kalimat
bunyi, lambang, tuilsan. Denagan bahasa, semua manusia, alam sekitar, ilmu
pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama.
Usia sekoalah
dasar ini merupakan msa perkembangan pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai
perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal masa ini, anak suadah menguasai
sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir (usia11-12 tahun) telah dapat menguasai
sekitar 50.000 kata.
Dengan
dikuasainya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak
suadah gemar membaca atau mendengarkan cerita yang bersifat kritis (tentang
perjalanan / petualagan, riwayat para pahlawan, dsb). Pada masa ini tingkat
berfikir anak suadah lebih maju, dia banyak menanyakan soal waktu dan sebab
akibat. Oleh karena itu, kata tanya yang dipergunakan pun yang semula hanya
“apa”, sekarang sudah diikuti dengan pertanyaan :”dimana”, “darimana”,
“kemana”,”mengapa”, dan “bagaimana”.
Terdapat dus
faktor penting yang mempemgaruhi perkembangan bahasa, yaitu sebagai berikut:
a. Prosesrs jadi
matang, dengan perkatan lain anak itu menjadi matang (organ-organ suara/bicara
sudah berfungsi ) untuk berkata-kata.
b. Proses belajar, yang
berati bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu mempelajari
bahasaorang lain dengan jalan mengimitasikan atau meniru ucapa/kata-kata yang
didengarnya.
Di sekolah,
diberikan pelajaran bahasa yang didengan sengaja menambah pembendaharaan
katanya,mengajar menyusun struktur kalimat, peribahasa, kesusastraan dan
keterampilan mengarang. Dengan dibekali pelajaran bahasa ini, diharapkan
peserta didik dapat menguasai dan mempergunakan sebagai alat untuk:
a.
Berkomunikasi dengan orang lain,
b.
Menyatakan isi hatinya (perasaannya),
c.
Memahami keterampilan mengolah informasi yang diterimanya,
d.
Berfikir (menyatakan gagasan atau pendapat),
e.
Mengembangkan kepribadiannya, seprti menyatakan sikap dan kenyakinan.
3. Perkembangan
sosial
Maksud
perkembengan sosial disni adalah pencapai kematangan dalam hubungan sosial.
Dapat juga dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma kelompok, tradisi dan moral (agama). Perkembangan sosial pada
anak-anak sekolah dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, di samping
dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer
group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah tembah
luas.
Berkat
perkembangan sosil, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman
sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalm proses belajar
di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai
dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik
(seperti: membersihkan kelas dan halaman sekolah), maupun tugas yang
membutuhkan pikiran (seprti: merencanakan kegiatan camping, membuat rencana
study tour).
4. Perkembangan
Emosi
Menginjak usia
sekolah, anak mulai menyadari bahawa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah
diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan
dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak
melalui peniruan dan latihan (pembiasan). Dalam proses peniruan, kemampuan
orang tua daal mengendalikan emosinya sangat berpengaruh. Emosi-emosi yang
secara dialami pada tahap perkembangan usia sekolah ini adalah marah, takut,
iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu, dan kegembiraan (rasa senagng, nikmat,
atau bahagia).
Emosi merupakan
faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk
pula perilaku belajar. Emosi yang positif, seperti perasaan senang, bergairah,
bersemangt atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk
mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan
penjelasan guru, membaca buku,aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas, dan
disiplin dalam belajar.
5. Perkembangan Moral
Anak mulai
mengenal konsep moral (mengenal benar sah atau baik-buruk) pertama kali dari
lingkungan keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak mengerti konsep moral
ini, tetapi lambat laun anak akan memahaminya. Usaha menanamkan konsep moral
sejak usia dini (prasekolah) merupakan hal yang seharusnya, karena informsi
yang diterima anak mengenai benar- salah atau baik-buruk akan menjadi pedoman
pada tingkah lakunya di kemudian hari.
Pada usia
sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntutan dari orang
tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami
alasan yang mendasari suatu peratuaran. Di samping itu , anak sudah dapat
mengasosiakan satiap bentuk perilaku dengan konsep benar-benar atau baik-buruk.
Misalnya, dia memandang atau menilai bahwa perbuatan nakal, berdusta, dan tidak
hormat kepada orang tua merupakan suatu yang salah atau buruk. Seadangkan
perbuatan jujur, adil, dan sikap hormat kepada orang tua dan guru merupakan
suatu yang benar/baik.
6. Perkembangan
Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini,
perkembangan penghayatan keagamaan ditandai dengan ciri-cirisebagai berikut:
a. Sikap keagamaan
bersifat reseptif disertai pengertian.
b. Pandangan dan paham
ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaiadah-kaidah logika yang
berpedoman pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.
c. Penghayatan secara
rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai
keharusan moral.
7. Perkembagan
Motorik
Perkembangan fisik
yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik
dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karaena itu, perkembangan
motorik sanagat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Pada masa usia
sekolah dasar kematangan perkembangan motorik ini pada umumnya dicapainya,
karaena itu mereka sudah siap menerima pelajaran keterampilan.[4]
Sesuai
perkembangan fisik (motorik ) maka di kelas-kelas permulaan sangat tepat
diajarkan :
a.Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar.s
b.Keteramilan dalam mempergunakan alat-alat olahraga (menerima, menendang, dan
memukul).
C.Gerakan-gerakan untuk meloncat, berlari, berenang, dan sebagainya.
d.Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan, ketertiban, dan
kedisiplinan.
8. Perkembangan
Fisik
Perkembangan
fiusik cenderung lbih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja yang
pertumbuhannya sangat cepat. Masa yang tenang ini diperlukan oleh anak untuk
belajar berbagai kemampuan akademik. Anak lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat
serta belajar berbagai keterampilan. Kenikan tinggi dan berat badan bervariasi
antara anak satu dengan yang lain. Peran kesehatan dan gizi sangat penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.i
9. Perkembangan
Bicara
Berbicara
merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak belajar bagaimana
berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bertambahnya
kosakata yang berasal dari berbagai sumber menyebabkan semakin banyak pembendaharaan
kat yang dimiliki. Anak mulai menyadari bahwa komunikasi yang bermakna tidak
dapat dicapai bila anak tidak mengerti apa yang dikatakan oleh orang lain. Hal
ini mendorong anak untuk meningkatkan pengertiannya.
10. Kegiatan
Bermain
Permainan yang
disukai cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara kelompok, kecuali
anak-anak yang kurang diterima di kelompoknya dan cenderung memilih bermain
sendiri. Bermain yang sifatnya menjelajah, ketempat-tempat yang belum pernah
dikunjungi baik dikota maupun di desa mengasikkan bagi anak. Permainan
konstruktif yaitu membangun atau membentuk sesuatu adalah bentuk permainan yang
disukai anak serta mampu mengembangkan kreativitas anak. Bernyayi meerupakan
bentuk kegiatan kreatif lainnya. Sealain itu bentuk permainan kelompok yang
disenangi meruoakan permainan oleh raga seperti basket, sepak bola, voleydan
sebagainya. Jenis permainan ini membantu perkembangan otok dan perkembangan
tubuh.
11. Usia 10-12
Pada usia 10-12
tahun, perhatian membaca puncaknya. Materi bacaan semakin luas. Anak-anak laki
menyenangi hal-hal yang sifatnya menggemparkan, misterius, dan kisah-kisah
pertualangan. Anak perempuan menyenagi cerita kehidupan seputar rumah tangga.
Teman sebaya
umumnya dalah teman sekolah dan teman bermain di luar sekolah. Pengaruah teman
sebaya sangat besar bagi arah perkembangan anak baik yang bersifat positf
maupun negatif. Pengaruh positif terlihat pada pengembanagan konsep diri dan
pertumbuhan harga diri. Hanya ditengah-tengah teman sebaya anak bisa merasakan
dan menyadari bagaimana dan dimana kedudukan atau posisidirinya.
Keinginan untuk
berada ditengah-tengah temannya membawa anak untuk keluar rumah menemuinya
sepulng sekolah. Anak merasakan kesepian dirumah, tiada teman. Kegiatan denag
teman sebaya ini meliputi belajar bersama, melihat pertunjukan, bermain,
masak-masakkan, dan sebagainya. Mereka sering melakukan kegiatan yang b iasanya
dilakukan orang dewasa.
B. Tugas-tugas
Menurut Syamsu
Yusuf, perkebembangan pada masa ini meliputi:
1.
Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan.
2.
Belajar membentuk sikap yang seaht terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
biologis.
3.
Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4.
Belajar memainkan peranan sesuai jenis kelaminnya.
5.
Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
6.
Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.[5]
GAMBARAN MSA KANAK-KANAK DAN MASA
ANAK AWAL
1.
Perkembangan Anak dalam Tahun Pertama (6-12 Bulan)
Pada masa
ini, anak sudah memiliki kecakapan-kecakapan khusus. Kecakapan ini terbagi atas
dua macam, yaitu:
1)
Kecakapan Instinktif Atas Pengaruh dari Dalam
Pada
triwulan pertama, anak telah mampu mengangkat dan memalingkan kepala. Pada
triwulan kedua, anak telah dapat menegakkan badan dan duduk, sedangkan pada
triwulan ketiga anak telah dapat merangkak dan pada triwulan keempat ia sudah
mulai berdiri dan berjalan.
2)
Kecakapan Instinktif Atas Pengaruh dari Luar
Pada
triwulan pertama anak telah dapat memalingkan kepala dengan mengarahkan mata
dan telinga bila mendapat rangsang getar atau cahaya. Pada triwulan kedua anak
telah mulai berusaha menangkap apa saja yang dilihatnyadan anak sudah mulai
dapat menirukan sesuatu.
Kecakapan
umum tahun pertama menurut Dr. A. Chorus terbagi atas tiga macam kecakapan
umum, yakni:
1)
Penguasaan Badan
Pada
tahap pengasaan badan, anak sudah dimulai:
a)
Mengamati mainannya;
b)
Dapat meluruskan dan memalingkan kepalanya meskipun susah;
c)
Menarik-narik pakaiannya;
d) Memperhatikan
sesuatu sejurus dan mengamati permainan;
e)
Memutar badan dari sikap meniarap ke sikap melentang; dan
f)
Mulai belajar merangkak, berdiri dan belajar;
2)
Pergaulan Anak dengan Benda
Pada
tahap ini anak sudah mulai:
a) Mampu
membuka kepalan tangannya bila tersentuh;
b)
Mampu menggenggam sesuatu jika diberi sesuatu;
c)
Dapat memegang mainannya;
d) Dapat
memegang sesuatu dan memasukkannya ke dalam mulut;
e)
Dapat melempar atau mengglingkan bola; dan
f)
Dapat bermain balok atau bola;
3)
Pergaulan Anak dengan Sesama Manusia
Pada tahap ini anak sudah mulai:
a)
Dapat tersenyum, memandang orang;
b)
Dapat tertawa berbunyi;
c)
Mulai mengenal ibunya;
d) Menangis
atau menunjukkan perasaan yang tidak enak;
e)
Dapat mereaksi wajah orang lain; dan
f)
Dapat bermain sembunyi wajah;
Anak
memiliki cara belajar sendiri. Sejauh ini cara anak belajar dikelompokkan
menjadi tiga jenis cara belajar, yakni:
1)
Belajar Instinktif : belajar yang berwujud berkembangnya segala kemampuan yang
telah ada tanpa bantuan dari luar.
2)
Belajar dari Pengalaman : yaitu belajar yang diperoleh melalui
pengalaman-pengalaman si anak.
3)
Belajar dari Pembiasaan : yaitu suatu pembelajaran secara berulang-ulang yang
diajarkan oleh kedua orang tuanya. Sebagai contoh, cara anak bertingkah laku
dan berbicara.
2.
Perkembangan Anak Tahun Kedua (1-2,6 Tahun)
Dalam
tahun kedua ini, kanak-kanak memiliki tingkat perkembangan yang pesat. Perkembangan
yang dimaksud meliputi perkembangan motorik, perkembangan bahasa, perkembangan
bermain, dan pe kembangan menggambar. Berikut ini adalah perkembangan yang
dimaksud.
1)
Perkembangan Motorik
Perkembangan
motorik pada anak memiliki ciri-ciri motorik yang melalui empat tahap yaitu:
a) Gerakannya tidak disadari, tidak
disengaja dan tanpa arah. Sebagai contoh, anak menggerakkan kaki dan tangannya,
memasukkan tangan ke mulut dan mengedipkan mata.
b) Gerakan yang tidak khas. Artinya
gerakan tersebut timbul sesuai dengan rangsangannya.
c) Gerakannya dilakukan
dengan masal. Artinya gerakan tersebut diikuti oleh seluruh anggota tubuhnya.
d) Gerakannya diikuti
oleh gerakan-gerakan lain yang tidak begitu penting. Gerakan-gerakan ini
semakin terdeferensiasi.
2)
Perkembangan Bahasa
Menurut
Sys Heyster, ada tiga fungsi bahasa, yaitu:
a)Bahasa sebagai alat pernyataan isi
jiwa: contoh, ucapan “aduh” merupakan kata spontan diucapkan untuk menyatakan
isi jiwanya.
b)Bahasa sebagai peresapan
(mempengaruji orang lain) : contoh, kata “aduhai indahnya”. Kalimat tersebut
adalah kalimat yang diucapkan untuk mempengaruhi orang agar mempunyai pendapat
yang sama dengan dia.
c) Bahasa sebagai alat untuk
menyampaikan pendapat : contoh, kalimat “nama saya adalah …” ini adalah suatu
ungkapan untuk menyatakan pendapat.
Pada
umumnya, perkembangan bahasa anak dibedakan atas empat masa, yaitu:
a) Masa pertama (1-1,6 tahun):
Pada masa ini anak sudah mulai mampu berkata-kata meskipun hanya berupa
potongan-potongan kata seperti ma, pa.
b) Masa kedua (1,6-2 tahun) :
Pada masa ini anak sudah mulai ingin memperbaharui perbendaharaan katanya
dengan menanyakan “apa itu?”
c) Masa ketiga (2-2,6 tahun) : Pada
masa ini anak sudah mulai nampak makin sempurna dalam merangkai kata-kata.
d) Masa keempat (2,6 hingga
akhir masa kanak-kanak) : Pada masa ini keinginan anak untuk mengetahui segala
sesuatunya semakin bertambah. Setiap jawaban akan menimbulkan pertanyaan baru.
3)
Perkembangan Bermain
Menurut
Lazarus, anak bermain karena anak butuh istirahat setelah belajar. Adapun
jenis-jenis permainan yang dimainkan pada masa kanak-kanak antara lain:
a)Permainan gerak dan fungsi : Yang
dimaksud ialah permainan yang mengutamakan gerak dan berisi kegembiraan di
dalam bergerak.
bPermainan destruktif : Yaitu
permainan merusak benda-benda dengan maksud untuk mencari tahu komponen
pembentuk benda-benda tersebut.
c Permainan konstruktif : Yaitu anak
suka sekali menyusun balok, batu dan sebagainya.
d) Permainan ilusi: Yaitu jenis
permainan yang mengembangkan imajinasi anak seperti bermain peran.
e) Permainan reseptif: Artinya
apabila orang tua menceritakan sesuatu maka anak akan membayangkan bahwa
dirinya adalah pelaku dalam cerita tersebut.
f) Permainan prestasi: Yaitu
jenis permainan yang dilombakan.
4)
Perkembangan Menggambar
Dalam
perkembangan menggambar terdapat tiga tahap perkembangan, yaitu:
a)Tahap pertama: Anak membuat
coretan baru kemudian menyebutkan namanya.
b)Tahap kedua:Anak menyebutkan nama
gambarnya sambil membuat coretan.
c)Tahap ketiga: Anak lebih dahulu
menyebutkan apa yang akan digambar baru kemudian membuat coretan.
Menurut
Kerschensteiner terdapat lima pembagian gambar anak, yaitu:
a) s.d. usia
3 tahun dinamakan masa corengan
b) s.d. usia
7 tahun disebut masa bagan
c) s.d. usia
9 tahun disebut masa bentuk dan garis
d) s.d. usia
10 tahun disebut masa siluet
e) s.d. usia
14 tahun disebut masa perspektif
3.
Akhir Masa Kanak-kanak (usia 3-4 Tahun)
Pada masa
ini anak cenderung agresif dan posesif. Masa ini disebut juga masa Trotz (masa
peralihan). Pada masa ini anak menjadi keras kepala, pembangkang, tidak
menurut, dan sebagainya. Pada masa ini anak sudah mulai menemukan dirinya. Anak
juga sudah mulai memiliki kehendak sendiri dam tidak mau tunduk pada perintah
orang lain. Di samping itu, anak juga sudah mulai menyadari akan kepemilikan
terhadap sesuatu (posesif).
Pada masa
ini terdapat sifat-sifat yang menjadi ciri masa Trotz, yaitu:
1)
Egosentris, artinya segala sesuatu ingin dipusatkan kepadanya demi
kepentingannya. Ia menuntut agar seluruh lingkungannya berada di bawah
kekuasaannya.
2)
Selalu menentang, membantah segala permintaan, suruhan, larangan, anjuran,
keharusan, dan sebagainya.
3) Ia
selalu berusaha menarik perhatian.
4) Dia
selalu minta untuk dihargai dan dipuji serta tidak mau dicela.
5)
Selalu menuntut adanya kebebasan.
6)
Keberaniannya bertambah dan rasa takutnya berkurang.
4.
Masa Anak Awal (4-6 Tahun)
Masa
kanak-kanak awal adalah masa yang sangat penting, karena dalam rentang 5 masa
kanak-kanak (Pranatal, masa bayi dan terlatih,masa kanak-kanak pertama, masa
kanak-kanak kedua dan masa remaja), pribadi dan sikap seseorang dibentuk. Bila
pada masa penting itu seseorang anak ” salah bentuk”, akibatnya bisa fatal.
Pada awal
masa kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai berbagai
keterampilan karena anak senang mengulang, hal mana belajar keterampilan. Awal
masa kanak-kanak ditandai oleh moralitas dengan paksaan, suatu masa dimana anak
belajar mematuhi peraturan secara otomatis melalui hukuman dan pujian. Periode
ini juga masa menegakan disiplin dengan cara berbeda, ada yang dikenakan
disiplin yang otoriter, lemah, dan demokratis.
Perkembangan
pada masa anak awal ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
1)
Perkembangan Jasmani dan Rohani
Pada masa
ini jasmani anak sudah mulai menampakkan fungsinya dengan baik, anak tidak
perlu lagi dibantu setiap saat dalam memenuhi kebutuhannya.
2)
Keluarga
Keluarga
sangat mempengaruhi perkembangan anak karena keluarga adalah tempat
pembentukkan watak anak selain pembentuk pribadi anak. .
Untuk
mencapai tujuan itu, peran orang tua dan pendidik adalah membimbing dan
mengarahkan dengan cara:
1)
Memberi kebebasan bergaul dengan siapapun saja dalam masyarakat dengan
mengingat norma-norma pergaulan keluarga atau sekolah.
2)
Mendidik anak agar memiliki rasa harga diri yang sehat. Misalnya dengan
membiarkan anak berpikir sendiri, berbuat sendiri berpendapat sendiri. Dengan
memberikan penghargaan yang setimpal setiap menunjukkan kemampuannya dengan
membimbing anak yang menjumpai kesukaran.
ASPEK UMUM MASA REMAJA
Gambaran Umum tentang Aspek-Aspek
Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan peserta didik adalah
mata kuliah yang mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada
tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah. Mata kuliah ini memberikan
pemahaman kepada mahasiswa calon guru tentang perkembangan peserta didik,
sehingga diharapkan mampu memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa yang dihadapinya.
Secara umum perkembangan peserta
didik dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek perkembangan, yaitu perkembangan
fisik, kognitif, dan psikososial.
Perkembangan aspek fisik
Perkembangan fisik atau yang disebut
atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological growth) meliputi
perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf,
organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dll.), dan
perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya
(seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta
perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan
dan sebagainya).
Perkembangan aspek kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah
satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengertian
(pengetahuan), yang semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana
individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Perkembangan kognitif ini
meliputi perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa, dan pengolahan informasi yang
memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan
merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan menilai dan memikirkan lingkungannya.
Perkembangan Aspek Psikososial
Perkembangan psikososial adalah
proses perubahan kemampuan-kemampauan peserta didik untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Dalam proses perkembangan ini peserta
didik diharapkan mengerti orang lain, yang berarti mampu menggambarkan
ciri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan dirasakan dan diinginkan serta
dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, tanpa kehilangan dirinya
sendiri, meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan
pada emosi dan perubahan kepribadian.
Karakteristik Umum Perkembangan
Peserta Didik
Secara umum, buku ini mengetengahkan
kajian psikologi perkembangan, yang secara khusus membahas perkembangan anak
usia sekolah (SD) dan remaja (SMP & SMA). Aspek-aspek perkembangan yang dibahas
dalam buku ini secara garis besarnya meliputi perkembangan fisik-motorik dan
otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional. Masing-masing
aspek perkembangan dihubungkan dengan pendidikan, sehingga para guru diharapkan
mampu memberikan layanan pendidikan atau pertumbuhan strategi pembelajaran yang
relevan dengan karakteristik perkembangan tersebut.
Karakteristik Anak Usia Sekolah
Dasar (SD)
Usia rata-rata anak Indonesia saat
masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Kalau
mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia sekolah
berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun),
dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).
Anak-anak usia sekolah ini memiliki
karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang
bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan
atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru hendaknya
mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa
berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan
kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
Menurut Havighurst, tugas
perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
1. Menguasai
keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
2. Membina hidup
sehat.
3. Belajar bergaul dan
bekerja dalam kelompok.
4. Belajar menjalankan
peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
5. Belajar membaca,
menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
6. Memperoleh sejumlah
konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
7. Mengembangkan kata
hati, moral dan nilai-nilai.
8. Mencapai
kemandirian pribadi.
Dalam upaya mencapai setiap tugas
perkembangan tersebut, guna dituntut untuk memberikan bantuan berupa:
1.
Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
2.
Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya
berkembang.
3.
Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret
atau langsung dalam membangun konsep.
4.
Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga siswa
mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
Karakteristik Anak Usia Sekolah
Menengah (SMP)
Dilihat dari tahapan perkembangan
yang disetujui oleh banyaknya ahli, anak usia sekolah menengah (SMP)
Dilihat dari tahapan perkembangan
yang disetujui oleh banyak ahli, anak usia sekolah menengah (SMP) berada pada
tahap perkembangan pubertas (10-14 tahun). Terdapat sejumlah karakterisitik
yang menonjol pada anak usia SMP ini, yaitu:
1.
Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
2.
Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
3.
Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan
bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan
dan bantuan dari orangtua.
4.
Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan
kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
5.
Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan
keadilan Tuhan.
6.
Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
7.
Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang
sesuai dengan dunia sosial.
8.
Kecenderungan minat dan pilihan karer relatif sudah lebih jelas.
Karakteristik Anak Usia Remaja
(SMP/SMA)
Masa remaja (12-21 tahun) merupakan
masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa.
Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity). Masa
remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu:
1. Mencapai hubungan
yang matang dengan teman sebaya
2. Dapat menerima dan
belajar sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh
masyarakat.
3. Menerima keadaan
fisik dan mampu menggunakannya secara efektif.
4. Mencapai
kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
5. Memilih dan
mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
6. Mengembangkan sikap
positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.
7. Mengembangkan
keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga
negara.
8. Mencapai tingkah
laku yang bertanggung jawab secara sosial.
9. Memperoleh
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku
10. Mengembangkan wawasan keagamaan dan
meningkatkan religiusitas.
Berbagai karakteristik perkembangan
masa remaja tersebut, menuntut adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi
kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, di antaranya:
1. Memberikan
pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan
seksual dan penyalahagunaan narkotika.
2. Membantu siswa
mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya.
3. Menyediakan
fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan
minat dan bakatnya, seperti sarana olah raga, kesenian, dan sebagainya.
4. Memberikan
pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mengambil
keputusan.
5. Melatih siswa
mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan penuh
godaan.
6. Menerapkan model
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis, reflektif, dan
positif.
7. Membantu siswa
mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta.
8. Memupuk semangat
keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih toleran.
9. Menjalin hubungan
yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan dan
problem yang dihadapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar